Mahasiswa asal Papua menari bersama Polwan pada tradisi bakar batu di Salatiga, 6 Mei 2015. Kegiatan ini untuk mengakrabkan antara warga Papua dan masyarakat Salatiga. TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Jayapura - Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Provinsi Papua membahas mahasiswa asal Bumi Cenderawasih yang belum lama ini bermasalah dengan kuliahnya di luar negeri karena persoalan anggaran.
Staf Khusus Kementerian Luar Negeri untuk Isu-isu Strategis Djauhari Oratmangun di Jayapura, Selasa, 17 Januari 2017, mengatakan pihaknya telah mengirim instruksi kepada semua konsulat dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di luar negeri agar membantu menangani para mahasiswa tersebut, sehingga sekolahnya dapat berlanjut.
"Jadi semua bisa lanjut sekolah dengan baik. Kami pun sudah menghubungi sekolahnya sehingga tidak ada masalah lagi," katanya.
Djauhari menjelaskan, pihaknya melihat permasalahan ini lebih pada situasional. Situasi yang tak terduga karena masalah anggaran tahun lalu. "Tapi yang jelas semua mahasiswa Papua bisa tertangani dengan baik. Untuk itulah kami ke sini untuk berkoordinasi supaya ke depan jauh lebih baik lagi," ujarnya.
Karena itu, ke depan, pihaknya bersama Pemprov Papua akan terus berkoordinasi sehingga siswa dan mahasiswa Bumi Cenderawasih bisa mendapatkan sekolah yang baik dan nantinya dapat kembali berkontribusi terhadap kepentingan negara dan pembangunan di wilayah setempat.
"Kami berkeyakinan bahwa satu negara itu akan maju, termasuk provinsi, apabila sumber daya manusianya berkembang secara baik," kata Djauhari.
Djauhari menambahkan, pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi karena Pemprov Papua telah mengirim banyak mahasiswa dan siswa asal Bumi Cenderawasih untuk bersekolah di luar negeri.