Antropolog: Ketidakadilan Pusat dan Daerah Picu Intoleransi

Reporter

Senin, 16 Januari 2017 19:42 WIB

flicriver.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Antropolog untuk Indonesia menyatakan Indonesia tengah menghadapi darurat kebinekaan. Praktisi antropologi Yando Zakaria mengatakan hal itu bisa dilihat dari persoalan intoleransi yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

"Sebulan lalu, kami sudah menyerukan kedaruratan kebinekaan," kata Yando di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.

Yando mengamati situasi intoleransi sudah dimulai sejak era Orde Baru. Hal itu dipicu oleh faktor ketidakadilan yang terjadi antara pusat dengan daerah. Pasca reformasi, lanjutnya, mulai terlihat akumulasi intoleransi. Puncaknya, kata Yando, terlihat saat mobilisasi massa dalam kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Ini tidak bisa didiamkan," kata dia.

Antropolog dari Universitas Gadjah Mada PM. Laksono juga menilai semangat kebangsaan yang hadir saat ini adalah saling meniadakan satu sama lain. Situasi sebaliknya terjadi di era menuju kemerdekaan ketika semangat yang diusung adalah persatuan.

Menurut Laksono, semangat meniadakan itu terasa makin mencolok belakangan ini. Ia mengatakan orang makin terbuka menyatakan kebencian bahkan di depan aparat.

"Semua orang menyaksikan di televisi. Aparat tidak bisa bertindak," ucapnya. Laksono menilai hal itu bisa dijadikan alasan adanya kedaruratan kebhinnekaan di Indonesia.

Tidak cukup sampai di situ. Antropolog asal Universitas Indonesia Amri Marzali menambahkan jiwa intoleransi juga nampak dalam ceramah-ceramah keagamaan. Ia menyayangkan hal itu muncul dalam ceramah di masyarakat dan universitas.

Sebelumnya, 12 antropolog dari berbagai lembaga dan perguruan tinggi bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu berbagai persoalan dibahas, khususnya mengenai aksi intoleransi yang terjadi akhir-akhir ini.

Beberapa antropolog yang hadir ialah Amri Marzali dari Universitas Indonesia, PM.Laksono dari Universitas Gadjah Mada, dan ahli antropologi ekonomi Kartini Sjahrir Pandjaitan. Dari hasil dialog dengan Presiden Jokowi, para antropolog meminta pemerintah agar fokus meredam intoleransi di tiga bidang, yaitu pendidikan, ekonomi, dan hukum.

ADITYA BUDIMAN

Baca juga:
Mahasiswa Tolak Unhas Jadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum
Dituntut Mundur Rizieq FPI, Kapolda Jawa Barat Anggap Lebay

Berita terkait

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

26 Juli 2018

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.

Baca Selengkapnya

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.

Baca Selengkapnya

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.

Baca Selengkapnya

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .

Baca Selengkapnya