Lanskap Sendang Jadi Model Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Reporter

Minggu, 15 Januari 2017 12:02 WIB

Serombongan burung Dara laut sayap putih (Chlidonias leucopterus) terbang di atas perairan surut mangrove Sembilang Banyuasin Sumsel, Sabtu (28/4). ANTARA/Feny Selly

TEMPO.CO, Palembang - Kawasan taman nasional Berbak-Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku (Sendang) yang terdiri atas hutan dan lahan gambut seluas lebih dari 1,6 juta hektare dijadikan model dalam pengolaan lanskap berbasis kemitraan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Yessi Dewi Agustina, Communication and Outreach Manager dari Zoological Society of London (ZSL), menjelaskan kemitraan diperlukan untuk melindungi keberlangsungan hidup flora dan fauna di dalamnya.

"Lanskap Kemitraan yang kami jalankan antara publik, swasta, dan masyarakat," kata Yessi, Minggu, 15 Januari 2017. Lanskap Kemitraan yang ia maksud meliputi pendekatan konservasi di lanskap produktif pada dataran rendah dan gambut di Sumatera Selatan.

Menurut Yessi, kerja bersama mutlak dibutuhkan untuk menghadapi ancaman deforestasi, degradasi lahan gambut, dan kebakaran hutan. Kemitraan tersebut diharapkan membuat masyarakat sejahtera dan pengeringan lahan gambut dihentikan.

Asep Adhikerana, senior concervation biologist dari ZSL, menerangkan kawasan taman nasional Berbak-Sembilang dan Margasatwa Dangku masih menyimpan berbagai koleksi. Menurutnya, kawasan yang berada di kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, ini memiliki keanekaragaman hayati yang jarang dimiliki daerah lain.

Ia menyebutkan kawasan yang meliputi 14 kecamatan ini memiliki koleksi harimau Sumatera serta mempunyai spesies 36 jenis binatang menyusui, 31 jenis burung, 8 jenis reptil, 26 jenis tumbuh-tumbuhan.

Tidak hanya itu, penghuni taman yang masih sering dijumpai seperti burung migran dan buaya Sinyolong. Sedangkan tumbuh-tumbuhannya seperti Merawan, Ulin, Ramin, Mangrove.

Saat ini para pembalak dan peburu liar menjadikan kawasan tersebut sebagai incarannya. Untuk itu kemitraan bersama masyarakat setempat yang saling menguntungkan merupakan salah satu cara menjaga taman nasional. "Masyarakat dan swasta harus ikut diberdayakan demi menjaga kekayaan yang ada di sana," kata Yessi.

PARLIZA HENDRAWAN

Berita terkait

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

2 hari lalu

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

KLHK saat ini memburu 58 buron tersangka pidana lingkungan hidup. Bentuk tim khusus bernama Satgasus Cakra.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

44 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

19 Maret 2024

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

15 Maret 2024

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya