Periset Unpad Buktikan Daun Tempuyung Atasi Batu Kemih

Reporter

Sabtu, 7 Januari 2017 09:29 WIB

Universitas Padjadjaran. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Bandung - Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Diah Dhiyanawati Djunaedi membuktikan manfaat daun tempuyung untuk mengatasi batu pada saluran kemih. Diah pun berhasil mendapatkan dua zat dari daun yang selama ini sulit dipisahkan oleh peneliti lain, yaitu luteolin dan apigenin. Hasil riset itu menyimpulkan kedua zat tersebut berfungsi untuk menekan pertumbuhan batu dan meluruhkannya.

Menurut Diah, riset yang dirintis sejak empat tahun lalu itu beranjak dari penggunaan daun tempuyung sebagai obat tradisional bagi penderita batu ginjal atau pun batu kemih. Obat berbahan daun tempuyung juga sudah dipakai industri farmasi. "Pembuktian ilmiahnya bagaimana, itu yang perlu dilakukan," kata periset yang baru mendapat gelar Guru Besar dalam bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler pada Fakultas Kedokteran Unpad itu, Jumat, 6 Januari 2016.

Simak:
Riset Perguruan Tinggi Didorong untuk Berorientasi Industri

Penelitian itu diuji pada batu oksalat, jenis batu di dalam kandung kemih yang ditemukan pada kebanyakan pasien. Diah belum melakukan uji klinis pada orang, melainkan pada tikus jenis Galur Wistar jantan. Uji aktivitas anti batu dibagi dalam dua upaya perlakuan, yaitu upaya pencegahan dan upaya pengobatan.

“Kedua efek sinergis ini merupakan hal baru yang terungkap oleh penelitian ini, disamping kemampuan diuretiknya yang membantu melarutkan dan mengeluarkan lewat urinasi,” kata Prof Diah.

Hasil paling menggembirakannya yakni berhasil memisahkan atau isolasi dan memurnikan senyawa luteolin dan apigenin dari daun tempuyung. "Sebelumnya oleh peneliti lain tidak berhasil," kata dia. Lewat perulangan cara dengan hasil yang sama, Diah membagikan metode temuannya untuk umum lewat jurnal ilmiah.

Menurutnya, hasil riset yang tidak dipatenkannya itu kini sudah selesai. Ia menyerahkan kepada siapa pun yang ingin melakukan uji klinis, maupun produsen untuk mengolahnya sebagai obat. Dari hasil uji biokima sebagai parameter keamanan, termasuk khasiat, air rebusan atau dekok daun tempuyung. relatif aman terhadap organ hati dan ginjal.

ANWAR SISWADI

Baca juga:
Arief Yahya: Air Mancur Sri Baduga Purwakarta Akan Mendunia
Aktivitas Gunung Gamalama Meningkat, Status Tetap Waspada




Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

6 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

15 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

20 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

25 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

51 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

58 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

59 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Penjelasan BMKG terkait Petir yang Menewaskan Mahasiswa Unpad

25 Februari 2024

Penjelasan BMKG terkait Petir yang Menewaskan Mahasiswa Unpad

BMKG temukan sejumlah citra radar sambaran petir di saat dua Mahasiswa Teknik Geologi Unpad tersambar petir. BMKG bagikan tips menghindari petir.

Baca Selengkapnya