Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Minister of Defense Acquisition Program Administration Republik Korea Chang Myoungjin (kanan) dan Duta Besar Republik Korea, Cho Taiyoung (kiri), menjawab pertanyaan awak media seusai melakukan penandatangan kontrak kesepakatan jangka panjang, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, 7 Januari 2016. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan sudah berkomunikasi lebih lanjut dengan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne menyusul penemuan materi pelatihan militer yang dinilai menghina Pancasila. Menurut Ryamizard, investigasi internal pihak Australia terkait dengan masalah ini sudah pada tahap akhir.
"Mereka sudah menghentikan sementara pelatihan bahasa di pangkalan Campbell, Perth. Komandan sekolahnya diskors. Ini tindakan keras," ujar Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Januari 2017.
Ryamizard, yang juga mendapatkan informasi dari Panglima Tentara Australia Marsekal Mark Binskin, menyebutkan materi pelajaran yang bermasalah itu bukan bagian dari kebijakan militer Australia.
Materi pelatihan yang bersangkutan ditemukan saat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlatih bersama pasukan Australia. Saat itu, seorang instruktur Kopassus merasa ada materi dalam pelatihan itu yang menghina Indonesia dan merendahkan Pancasila. Instruktur bahasa dari TNI itu adalah Letnan Satu Irwan Maulana Ibrahim.
Ryamizard pun memastikan perwira yang menjadikan materi pelatihan militer yang menghina Pancasila akan mendapatkan sanksi administrasi tegas dari pihak Australia.
Ryamizard menegaskan, prajurit kedua negara tetap bisa melanjutkan latihan bersama. "Menhan (Australia) juga beri pengertian ke prajuritnya bahwa kita sahabat, jadi jangan menimbulkan hal yang memicu perpecahan."