Cegah Korupsi, Gubernur Ganjar Beri Tunjangan ke Pegawai

Reporter

Selasa, 3 Januari 2017 14:54 WIB

Gubernur Ganjar Pranowo menyalami 1.600 pejabat eselon III dan IV dilantik usai perampingan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah, 30 Desember 2016. Perampingan pejabat di lingkungan pemerintah provinsi Jateng karena dinilai terlalu gendut. Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus melakukan upaya untuk mencegah praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di lingkungan birokrasi jajarannya. Salah satu upaya agar para pegawainya tidak korupsi adalah dengan cara memberikan tunjangan yang disebut tambahan penghasilan pegawai.

“Sekarang tidak ada lagi setoran-setoran (uang korupsi),” kata Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara di Universitas Katolik Soegijopranoto Semarang, Selasa 3 Januari 2017.

Ganjar menyatakan salah satu pemicu korupsi di birokrasi adalah rendahnya gaji yang mereka terima. Sebab, jika gaji mereka minim sementara mereka mengelola uang ratusan miliar maka akan tergiur mau menerima uang-uang hasil korupsi.

Tunjangan pegawai di Provinsi Jawa Tengah cukup bervariasi tergantung tergantung pangkatnya. Pangkat terendah diberi tunjangan sekitar Rp 3 juta. Ada juga yang mendapat antara Rp 5 hingga 10 juta, di luar gaji pokok.

Kementerian Dalam Negeri sempat meminta agar anggaran TPP di Jawa Tengah dikurangi. Sebab, alokasi anggaran harus mempertimbangkan aspek efektifitas, efisiensi, dan kewajaran.

Menanggapi hal ini, Ganjar menyatakan TPP sudah melalui pertimbangan matang. “Seharusnya yang diurusi (diselesaikan) itu yang ilegal-ilegal,” kata dia.

Ganjar mengklaim saat ini para pegawainya cukup nyaman bekerja dan bisa nyenyak tidur. Sebab, tak perlu memikirkan pemotongan-pemotongan proyek untuk disetorkan ke pihak-pihak tertentu. Ini berbeda dengan era dulu di mana penghasilan pegawai rendah sehingga harus mencari penghasilan dengan cara yang tak halal. Kini, para pegawai diberi tambahan tunjangan sehingga pendapatannya benar-benar legal.

Ganjar menyatakan ada tiga potensi bagi pejabat melakukan praktik korupsi. Pertama, memperjualbelikan jabatan. Orang yang mau menduduki sebuah jabatan harus membayar dengan nominal tertentu. Ini seperti yang terjadi di Klaten.

Kedua, memperjualbelikan proyek-proyek APBN/APBD kepada para kontraktor. “Kalau kontraktor mau menggarap proyek harus memberi potongan di depan,” kata Ganjar. Ketiga, korupsi dilakukan dengan cara mempersulit pemberian izin. Saat dipersulit itulah kemudian orang tersebut akan memberikan uang suap ke pejabat.

Menurut Ganjar, cara yang paling efektif memberantas korupsi, terutama di birokrasi adalah dengan cara operasi tangkap tangan (OTT). “Ini yang paling bagus karena benar-benar bisa membuat efek jera,” kata Ganjar. Ganjar berharap agar publik sering memberikan laporan ke penegak hukum saat mengetahui adanya praktik korupsi.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

3 jam lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

1 hari lalu

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

Mahfud MD mengatakan, meski aktif dalam berbagai jabatan pemerintahan, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar pergi dari dunia kampus.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

5 hari lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

5 hari lalu

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

ganjar mengatakan dalam sistem pemerintahan juga penting adanya check and balances.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

5 hari lalu

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

Menurut Ganjar, masih banyak persoalan yang dipesankan oleh Megawati berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang perlu jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

6 hari lalu

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

6 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

7 hari lalu

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

Ada lobi-lobi disertai pembagian jatah menteri di kabinet. Rencana koalisi PDIP disertai syarat tertentu.

Baca Selengkapnya

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar Pranowo mengaku tak diundang untuk menghadiri penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Soal Hak Angket Usai Putusan MK, Ganjar Pranowo: Itu Nanti di Parlemen, Saya Bukan Anggota Dewan

8 hari lalu

Soal Hak Angket Usai Putusan MK, Ganjar Pranowo: Itu Nanti di Parlemen, Saya Bukan Anggota Dewan

Ganjar Pranowo angkat bicara soal rencana hak angket DPR hingga gugatan PDI Perjuangan kepada KPU dalam kaitan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya