Cegah Intoleransi, Rp 1,4 Miliar untuk Program Pancasila

Reporter

Selasa, 3 Januari 2017 08:45 WIB

Lambang Garuda Pancasila dalam kirab kebangsaan yang digelar oleh masyarakat Yogyakarta. TEMPO/Handwahyu

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,4 miliar untuk program bernama Sinau Pancasila atau Belajar Pancasila. Program itu mulai diterapkan pada tahun ini.

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan, Dewan bersama Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik DIY menyepakati program Sinau Pancasila dilaksanakan di 78 kecamatan. “Program Sinau Pancasila ini akan dikemas dalam bentuk seperti diskusi-diskusi di level kecamatan yang melibatkan musyawarah pimpinan kecamatan, guru, dan perangkat desa,” ujar Eko, Senin, 2 Januari 2016.

Selain Sinau Pancasila di tingkat kecamatan, sebanyak 300 pegawai negeri sipil DIY juga akan diikutkan dalam program khusus bernama Kursus Pancalisa, Wawasan Kebangsaan dan Keistimewaan DIY.

Eko menuturkan program Sinau Pancasila sebagai tindak lanjut kebijakan Presiden Joko Widodo yang pada akhir Desember 2016 membentuk badan pemantapan Pancasila. Pembentukan badan itu dilatarbelakangi oleh maraknya kasus intoleransi dan kekerasan di sejumlah negara yang berimbas pada terbelahnya solidaritas sosial dan muncul gangguan ketertiban. Pembentukan badan tersebut diklaim untuk menekan gejala terorisme, ekstremisme dan radikalisme.

Eko mengimbuhkan, program Sinau Pancasila juga diiringi dengan langkah lain, yakni mendorong pemerintah DIY segera menghidupkan kembali kantong-kantong budaya di tingkat desa. “Kantong-kantong budaya di tingkat desa/kelurahan ini sasarannya untuk menekan kasus kekerasan di wilayah DIY yang sekarang ikut didominasi kalangan pelajar sekolah,” ujar Eko.

Eko berujar, Sinau Pancasila dan kantong budaya akan menjadi pintu masuk karena DPRD menilai DIY saat ini sudah dalam status darurat kekerasan pelajar. “Program ini harus diikuti dengan razia senjata tajam, narkoba, dan SIM (surat Izin Mengemudi) di sekolah,” ucapnya.

Budayawan Yogyakarta, Whani Dharmawan, menuturkan keberadaan kantong budaya di desa maupun kampung tak cukup digencarkan hanya lewat imbauan, namun perlu dibuatkan peraturan daerah yang mengaturnya. “Supaya ada pengolahan budaya lebih terfokus di masyarakat,” ujar Whani.

Menurut Whani, yang harus diperangi untuk menekan kekerasan pelajar salah satunya adalah media sosial. Sebab, kata dia, media sosial sering menjadi pemicu aksi kekerasan karena sebaran informasinya sangat cepat.

Whani menilai Kepolisian juga perlu merombak sistem perondaan di desa dan kampung. “Pos-pos ronda ini seharusnya dibangun bukan di tengah kampung, namun di dekat jalan yang sering menjadi area tawuran,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

56 hari lalu

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

9 Februari 2024

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

Penerbitan buku tentang Pancasila oleh mahasiswa sangat menginspiras

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

Bambang Soesatyo apresiasi kader FLPPI yang berkomitmen menjaga dan membela pancasila.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

Dalam komunitas otomotif dapat ditemukan banyak aspek yang sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Baca Selengkapnya