Dien Syamsudin Anggap Dialog sebagai Solusi Keberagaman  

Reporter

Editor

Pruwanto

Kamis, 29 Desember 2016 19:15 WIB

Ki-ka: Arief Budi Hartono (Ketua Iluni UI), Gusti Kanjeng Ratu Hemas (Wakil Ketua DPD RI), Rm. Frans Magnis Suseno (Rohaniawan), Dien Syamsudin, menjadi panelis dalam acara refleksi akhir tahun 2016 yang bertajuk 'Tantangan Merawat Kebangsaan Indonesia' di Museum Nasional, Jakarta, 29 Desember 2016. Tempo/ Dwi Herlambang

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah yang juga Ketua Pergerakan Indonesia Maju, Dien Syamsudin, mengatakan ancaman perpecahan atas kemajemukan Indonesia bisa diselesaikan melalui dialog untuk memecahkan setiap permasalahan.

"Marilah sesama anak bangsa secara jernih duduk bersama berdialog dan membahas masalah-masalah yang ada untuk mencari jalan keluar," kata Dien dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2016 di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Desember 2016.

Dien menganggap Indonesia tengah menghadapi tantangan serta ancaman atas kemajemukan bangsa Indonesia sendiri. Ia mengibaratkan persoalan itu seperti proses berumah tangga.

"Ibarat berumah tangga yang besar, ada anak yang berbeda pendapat itu biasa," ujar Dien. "Namun, kalau masih bisa berpikir arif dan bijaksana, saya yakin rumah tangga itu akan baik-baik saja. Dan itulah yang dihadapi Indonesia sekarang."

Dari dialog secara tulus, Dien yakin bangsa Indonesia akan mencapai jalan keluar dengan tetap berdasar pada nilai yang sudah disepakati bersama, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.

Dialog, kata Dien, membuat masalah-masalah cepat selesai, termasuk radikalisme, ekstremisme, dan fundamentalisme. Ia meminta masyarakat tidak takut secara berlebihan karena masih banyak orang yang tidak melakukan hal-hal seperti itu di Indonesia. Dengan adanya gejolak dalam kerukunan umat beragama di masyarakat akhir-akhir ini, Dien akan memprakarsai dialog nasional antar-umat sebagai upaya meredam konflik.

"Saya percaya the power of dialogue menjadi cara kita menyelesaikan masalah. Saya berkeyakinan bahwa mayoritas bangsa Indonesia menginginkan persatuan," tuturnya.

Acara Refleksi Akhir Tahun 2016 yang bertajuk “Merawat Kebangsaan Indonesia” dihadiri pula oleh beberapa tokoh, seperti Wakil Ketua DPD Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, dan rohaniwan Romo Frans Magnis Suseno. Adapun Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian batal menghadirinya.

Keprihatinan terhadap keberagaman di Indonesia juga disampaikan oleh Ratu Hemas. "Saya sudah mulai gelisah karena kebijakan-kebijakan yang masih kurang kondusif, kebijakan kepala daerah atau perda-perda yang sangat merugikan masyarakat yang memiliki kebinekaan," kata Hemas di Auditorium Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Desember 2016.

Ratu Hemas berharap kesatuan bangsa Indonesia tidak rusak oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan politik. Ia menganggap suasana tak kondusif terjadi akibat adanya kelompok-kelompok yang memanfaatkan isu agama untuk kepentingan politik.

"Kalau kita sadari, sebetulnya tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana kesatuan dan persatuan Indonesia sedang diuji dengan berbagai cara yang mendominasi ruang publik dalam kepentingan yang bertentangan dengan spirit bangsa Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika," ucapnya.

DWI HERLAMBANG ADE | PRU

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

20 jam lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

33 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

50 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya