AJI: Kekerasan terhadap Jurnalis pada 2016 Melonjak Tajam  

Reporter

Jumat, 23 Desember 2016 16:51 WIB

Puluhan Jurnalis Malang Raya dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan Perhimpunan Pers Mahasiswa Malang menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia di alun-alun tugu Malang, Jawa Timur, 3 Mei 2016. Dalam aksi tersebut mereka juga mengimbau kepada jurnalis untuk bekerja secara profesional dan mematuhi Kode Etik dalam menjalankan kerja jurnalistik. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat, sepanjang 2016, kasus kekerasan terhadap jurnalis meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya, yakni mencapai 78 kasus. Jumlah tersebut melonjak dua kali lipat dibanding dua tahun terakhir yang rata-rata hanya 40 kasus.

"Ini kasus kekerasan terbesar dalam sepuluh tahun terakhir," ujar Ketua AJI Suwarjono dalam konferensi pers di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Desember 2016.

Kasus kekerasan yang dialami jurnalis, ucap Suwarjono, meliputi fisik, teror, intimidasi lisan, pengusiran, pelarangan liputan, perusakan alat liputan, dan pembunuhan.

Baca juga:
Dewan Pers Minta Polisi Tuntaskan Kasus Pembunuhan Jurnalis
AJI Indonesia dan IFJ Bekali Jurnalis Pelatihan Keselamatan


Dari 78 kasus yang terjadi, tutur Suwarjono, tidak ada satu pun yang diproses hukum. Suwarjono melihat ada semacam pembiaran terhadap kasus-kasus tersebut, sehingga kekerasan yang menimpa jurnalis terus terjadi berulang kali. "Kalau dibiarkan, orang lain akan melakukan hal sama karena mereka yakin tidak akan diproses hukum," katanya.

Dalam beberapa kasus yang ditangani AJI, ucap dia, terdapat upaya mediasi atau lobi-lobi antara pelaku dan pihak perusahaan media untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan. AJI menilai penyelesaian secara kekeluargaan justru membuat para pelaku kekerasan menjadi kebal hukum. "Itu membuat kekerasan terus berlanjut," ujarnya.

Berdasarkan catatan AJI, kekerasan yang dialami jurnalis paling banyak dilakukan masyarakat, yakni 26 kasus, diikuti oleh polisi sebanyak 13 kasus. Menurut Suwarjono, tingginya kekerasan oleh masyarakat karena kurangnya literasi tentang mekanisme penyelesaian bila mereka merasa dirugikan sebuah pemberitaan. Mekanisme melakukan pembelaan, seperti hak jawab dan hak verifikasi, belum banyak diketahui masyarakat.

DENIS RIANTIZA | KUKUH

Baca pula:
Soal Harga BBM, Politisi Demokrat: Tak Perlu Menyindir SBY
Sidang Ahok Pindah ke Ragunan, Kapolda Sudah Evaluasi Lokasi




Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

1 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

1 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

29 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

31 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

31 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

32 hari lalu

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

35 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

35 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya