Sebut 5 Pahlawan Kafir, Dwi: Jangan Ajari Saya Toleransi

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 22 Desember 2016 19:00 WIB

Dwi Estiningsih. twitter.com

TEMPO.CO, Depok - Dwi Estiningsih, kader Partai Keadilan Sejahtera yang dilaporkan ke polisi terkait dengan cuitannya di media sosial yang dianggap berbau SARA, mengatakan ia memahami makna toleransi. "Jadi, kalau soal toleransi, enggak usah ngajari saya," ujar Dwi saat ditemui di rumahnya di kawasan Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta, Rabu, 21 Desember 2016.

Dwi dilaporkan Forum Komunikasi Anak Pejuang Republik Indonesia ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Rabu, 21 Desember 2016. Sebelumnya, lewat akun Twitter-nya, @estiningsihdwi, ibu empat anak itu menulis, “Luar biasa, negeri yang mayoritas Islam ini, dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir #lelah.” Dwi juga mencuit, "Iya sebagian kecil non muslim berjuang, mayoritas pengkhianat. Untung saya belajar #sejarah."

Alumnus Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang kini berprofesi sebagai psikolog itu menuturkan kehidupan pribadi keluarganya sudah sangat Pancasilais. "Keluarga saya, bude-pakde saya nonmuslim itu biasa. Keluarga ibu saya juga Tionghoa, jadi batas-batas toleransi saya paham betul," kata perempuan yang mengajar sebagai dosen tamu di sejumlah universitas di Kota Yogyakarta itu.

Dwi menjelaskan, terkait dengan cuitannya soal gambar pahlawan muslim dan nonmuslim di mata uang baru yang menimbulkan pro-kontra, ia hanya merasa heran. "Dari mayoritas muslim, kok ini ada pahlawan, yang mungkin bagi muslim sendiri, merasa itu tidak menunjukkan jati diri identitas muslim. Kita tidak merasa memiliki, padahal setiap hari uang itu kita pegang," tutur Dwi.

Dwi menambahkan, dari pemilihan gambar pahlawan pada mata uang baru itu, ia ingin menekankan tentang asas keadilan. "Kalau mau toleransi itu jangan kemudian tebang pilih. Itu masalah bagi saya, meskipun orang mungkin melihat hal itu bukan masalah," ujarnya.

Menurut Dwi, dia ingin mengungkap persoalan, yang menurut orang bukan masalah, karena ia mengaku ingin mendidik masyarakat melalui media sosial, yakni menempatkan masalah pada tempatnya. Dengan adanya respons netizen atas cuitannya itu, dengan sebagian ada yang menyinggungnya, Dwi merasa hal itu bukan masalah.

"Zaman sekarang tidak bisa lagi dengan sanepo-sanepo (kiasan dalam bahasa Jawa untuk memperhalus kata-kata), enggak akan sampai informasi itu kepada publik, harus dengan kata apa adanya," ucap Dwi. Dengan polemik yang terjadi akibat cuitannya tersebut dan risiko yang dihadapi, Dwi menegaskan dia tak akan menghapus atau meralat cuitan di akun media sosialnya itu.

"Ini sikap saya. Saya tidak pernah menghapus twit saya. Saya juga tak akan menghapus komentar orang atau memblokir akun orang," tutur Dwi. Ia menganggap perisakan terhadap dirinya akibat cuitan itu adalah bentuk perhatian. "Mereka meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mem-bully saya. Saya tetap hargai."

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

13 jam lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

1 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

2 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

5 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

6 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

6 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

9 hari lalu

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

9 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

9 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya