Jokowi Sebut Banyak yang Lupa Perbedaan Makar dan Kritik
Editor
Mustafa moses
Rabu, 21 Desember 2016 22:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyindir pihak-pihak yang mencoba melakukan makar terhadap pemerintahannya. Menurut dia, banyak yang lupa perbedaan antara kritik dengan makar.
"Enggak bisa bedakan mana yang mengkritik dan yang menjelek-jelekan, mana kritik mana ujaran kebencian, serta mana yang kritik dan mana yang makar," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Hanura, di DPP Partai Hanura, Cilangkap, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2016.
Padahal, kata Jokowi, antara makar dengan kritik berbeda sangat jauh. "Jelas bedanya," tuturnya.
Ia juga menyinggung beberapa pihak yang menganggap pemerintahannya anti-demokrasi. "Kalau kritik boleh, Pak. Boleh banget. Namun, kalau makar, ya... Tahu sendiri," ucapnya disambut tepuk tangan para tamu undangan.
Ketimbang meributkan antara makar dengan kritik, Jokowi meminta semua pihak berfokus memikirkan strategi besar membangun negara. Menurut dia, energi bangsa Indonesia jangan habis untuk hal-hal yang tidak produktif.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, banyak yang lupa dengan strategi besar negara membangun ekonomi, industri, character building, hingga memikirkan strategi yang menghasilkan sumber daya manusia unggul. "Pada 2030, kita akan mengalami bonus demografi. Tapi persiapannya apa? Semua ruwet pada masalah yang tadi saya sampaikan," katanya.
Padahal, ke depan akan ada banyak tantangan besar yang harus diselesaikan. "Pertama, korupsi, inefisiensi birokrasi, dan daya saing dengan negara lain," ujarnya.
Adapun isu makar muncul menjelang aksi besar 2 Desember 2016 lalu. Saat itu, polisi menangkap belasan aktivis atas dugaan upaya makar. Polisi menduga para aktivis akan membelokkan masa Aksi Bela Islam III untuk menduduki Gedung MPR/DPR.
AHMAD FAIZ