Akhir Oktober Sidoarjo Mulai Hujan

Reporter

Editor

Rabu, 30 Agustus 2006 00:01 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya:Hujan diperkirakan akan mengguyur kawasan Sudoarjo, Jawa Timur, sekitar akhir Oktober. Stasiun Klimatologi Karangploso pada Badan Meteorologi dan Geofisika di Malang memprediksi awal hujan itu pada 10 hari ketiga Oktober hingga 10 hari kedua November ini.Menurut Koswara, Pelaksana Harian Kepala Stasiun Klimatologi Karangploso, datangnya musim hujan bisa berubah maju atau mundur. “Kami terus mengumpulkan data agar prakiraan cuaca akurat," katanya, kemarin.Pentingnya mengetahui kapan hujan turun, karena luapan lumpur di Porong, Sidoarjo dikhawatirkan bakal menimbulkan malapetaka. Tanggul lumpur yang kerap jebol akhir-akhir ini, dimungkinkan makin gampang ambrol dan lumpurnya mengancam keselamatan warga sekitar.Koswara menjelaskan, pada awalnya curah hujan belum tinggi. Hujan lebat baru akan terjadi pada Desember dan Januari. Dia berharap prakiraan ini menjadi dasar pertimbangan penanganan lumpur baik oleh PT Lapindo Brantas Inc maupun pemerintah.Menurutnya, Sidoarjo bagian barat masuk daerah prakiraan musim 65. Artinya rata-rata hujan terjadi pada 10 hari kedua November sampai 10 hari kedua April. Curah hujannya mencapai 1.204-1.628 milimeter per tahun dengan masa hujan sekitar 160 hari. Sedangkan Sidoarjo bagian timur masuk daerah prakiraan musim 78, di mana rata-rata masa hujan berkisar November 10 hari ketiga hingga Mei pada 10 hari kedua. “Curah hujan mencapai 1.267-1.714 milimeter per tahun. Lama musim hujan sekitar 170 hari,” tuturnya. Lumpur Lapindo yang tanggulnya kerap jebol selain menggenangi jalan tol Surabaya-Gempol juga merusak persawahan warga desa. Bahkan, luberan lumpur sudah masuk ke Sungai Renokenongo yang mengarah ke Selat Madura.Dari pantauan Tempo, sungai yang melintasi Desa Desa Permisan, Keboguyang, serta Desa Tegalsari dengan lebar sekitar lima meter itu dipenui lumpur. Sungai yang melintasi yang memanjang sekitar 15 kilometer ini terancam ditimbun lumpur.Lumpur sudah sampai Desa Permisan dan rembesan airnya mencapai Desa Tegalsari yang berbatasan langsung dengan laut Selat Madura, sekitar 15 kilometer dari pusat semburan di Banjar Panji 1 Porong. “Lumpur telah merusak aliran sungai dan sekitar bantaran rentan kebanjiran saat musim hujan datang,” kata Nurul Ahdi, Ketua Dewan Lingkungan Sidoarjo. Luberan lumpur ke Sungai Renokenongo terjadi sejak sepekan terakhir dan sepertinya dibiarkan. Sebab, dari kolam penampungan lumpur 4 dan 5 dipasang empat pipa berdiameter 30 sentimeter yang berfungsi menggerojokkan lumpur ke sungai itu.SUNIDYANTORO | ROHMAN TAUFIK

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

2 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya