Pesawat Hilang, Keluarga Kompol Anumerta Eka Barokah Pasrah
Editor
Setiawan Adiwijaya
Sabtu, 17 Desember 2016 22:04 WIB
TEMPO.CO, Kuningan - Keluarga Ajun Komisaris Polisi Eka Barokah, korban jatuhnya pesawat pesawat M-28 Skytruck di Perairan Kepulauan Riau mengaku pasrah. Hingga berakhirnya masa pencarian, korban belum juga ditemukan.
Hal itu diungkapkan kakak korban, Cucu Hidayatull Fadilah saat menerima barang milik adiknya di Desa Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Sabtu 17 Desember 2016.
“Kami berterimakasih kepada Basarnas, Polri dan TNI serta nelayan yang ikut membantu pencarian korban. Keluarga kami menerima dengan lapang dada, terimakasih,” kata Cucu saat serah terima barang milik korban.
Perwakilan dari Polisi Udara Baharkam Polri yang pengantar barang milik korban, Ajun Komisaris Besar Polisi Ramon Zamora Ginting mengatakan sesuai prosedur setelah 10 hari pencarian lima korban belum ditemukan maka operasi ditutup. Namun pihaknya meminta bantuan para nelayan yang biasa mencari ikan dI peraian Kepaulauan Riau agar segera melaporkan kepada Polisi bila menemukan korban.
“Korban merupakan anggota kami yang terbaik dalam menjalankan tugas, untuk itu almarhum diberi kenaikan pangkat setingkat menjadi Komisaris Polisi Anumerta (A) Eka barokah,” ujar Ramon.
Serah terima barang milik korban di dalam tas Basarnas, disaksikan oleh Bupati Kuningan, H. Acep Purnama, keluarga dan mertua korban. Terlihat juga beberapa rekan seangkatan AKP Eka barokah yang terlihat menangis. Yunanti, 60 tahun, Ibu kandung AKP Eka Barokah semula terlihat tegar, namun ketika serah terima barang tak kuasa menahan sedihnya dan menangis. “Kami kehilangan satu putra terbaik dari Kuningan,” kata Bupati Kuningan.
Menurut Cucu, istrinya dokter Fika dan keluarganya berharap jasad Eka ditemukan. Namun jika tidak ditemukan mereka menyerahkan kepada Maha Pencipta. “Kami pasrah,” ujarnya.
Kompol (A) Eka barokah menikah tahun 2013 lalu, namun belum dikarunia anak. Istrinya bertugas di salah satu rumah sakit di Kuningan.
Menurut Yunanti, Eka sudah mengajukan cuti karena akan ibadah umroh bersama, istri dan mertuanya pada akhir Desember tahun ini, namun Allah SWT berkehendak lain, “Allah lebih sayang ke anak saya, karena dia dipanggil lebih dahulu, saya hanya bisa pasrah dan berdoa, walau perasaaan saya Eka masih ada,” ujarnya sedih.
DEFFAN PURNAMA