Petugas BPBD Aceh Besar dibantu Polisi Hutan dan aparat TNI/Polri berupaya memadamkan api yang membakar Taman Hutan Raya (Tahura) Seulawah di kawasan Lembah gunung Seulawah, Aceh Besar, Aceh, 10 Oktober 2016. Kebakaran ini menghanguskan puluhan hektare kawasan. ANTARA/Irwansyah Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang 2016 berhasil ditekan. Hal ini dilihat dari menurunnya jumlah titik api dibanding tahun sebelumnya.
Berdasarkan pantauan satelit NOAA, jumlah titik api menurun sebanyak 82 persen. Sedangkan satelit Terra-Aqua menunjukkan penurunan sebesar 90 persen. "Evaluasinya untuk 2016 bagus," ucapnya dalam acara Temu Karya Manggala Agni di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Jumat, 16 Desember 2016.
Indeks standar pencemaran udara (ISPU) pada 2016 paling tinggi hanya mencapai indikator sedang (moderate).
Politikus Partai NasDem ini berujar, berdasarkan data akhir Oktober 2016, area yang terbakar seluas 190 ribu hektare. "Tahun lalu, dua juta lebih," tuturnya.
Siti menyayangkan pandangan minor berbagai pihak terhadap upaya lembaganya memadamkan kebakaran. Menurut dia, banyak anggapan bahwa kebakaran hutan tahun ini dapat cepat diatasi karena faktor intensitas hujan yang tinggi.
Ia juga menyinggung negara tetangga yang mengapresiasi kinerja pemerintah, tapi menganggap karhutla mampu diatasi karena faktor hujan. Padahal, meski ada hujan, beberapa titik api belum hilang. "Ngaco itu pakai ada tapinya. Enggak fair," katanya.
Padahal, menurut Siti, pemerintah bersama TNI dan Polri tidak berhenti bekerja untuk memadamkan api.