Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, memberikan kata sambutan dalam acara silaturahim dengan tokoh tokoh lintas agama, di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, 21 November 2016. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa silaturahim antar-tokoh lintas agama ini untuk menampung segala pemikiran dan solusi bagi pemerintah, terutama terkait kasus hukum dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama, agar tidak melebar pada isu SARA. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto memperkirakan Aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016 akan berlangsung aman. Meskipun begitu, ia berharap ada kerja sama antara peserta aksi dan aparat keamanan untuk mengantisipasi penyusup dalam aksi tersebut.
"Jangan hanya mengandalkan aparat keamanan. Aparat sudah sebisa mungkin mencegah dan memproteksi itu," kata Wiranto di kantornya di Jakarta, Rabu, 30 November 2016.
Ia berharap pengunjuk rasa yang berkomitmen terhadap aksi damai tersebut melaporkan kepada aparat apabila menemukan indikasi penyusup untuk menghindari potensi rusuh. "Mudah-mudahan kita tidak akan kecolongan," ujar Wiranto.
Aksi Bela Islam III bakal digelar di pelataran Monumen Nasional. Keputusan ini diambil setelah dicapai kesepakatan bersama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dan Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian. Aksi ini lanjutan dari Aksi Bela Islam II pada 4 November, yang berujung rusuh.
Aksi Bela Islam III bakal digelar dengan doa bersama, orasi, dan salat Jumat di pelataran Monas. Aksi ini menuntut agar Basuki Tjahaja Purnama ditahan terkait dengan penetapannya sebagai tersangka dalam dugaan penistaan agama. *