Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Rikwanto memperlihatkan barang bukti yang disita dari Rio Priatna Wibawa (RPW), tersangka pembuat bom jaringan Bahrun Naim yang ditangkap di Desa Girimulya, Kabupaten Majalengka, pada Rabu, 23 November 2016. Rikwanto dan tim Pusat Laboratorium Forensik Polri menjelaskan perihal penangkapan itu di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 25 November 2016. Tempo/Rezki A.
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian RI Komisaris Besar Rikwanto mengatakan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap seseorang yang disangka sebagai pembuat bom di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Rabu pagi, 23 November 2016.
Polisi menuturkan pria itu berinisial RPW, 23 tahun. "Yang bersangkutan berkaitan dengan kelompok Bahrun Naim," ucap Rikwanto di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat, 25 November 2016.
Rikwanto menjelaskan, RPW memiliki laboratorium sendiri di tempat tinggalnya. "RPW mencoba membuat ramuan-ramuan bahan kimia dan struktur senyawa kimia yang bisa digunakan untuk merakit bom," ujar Rikwanto.
Bom yang dirakit RPW, kata Rikwanto, akan menimbulkan ledakan yang cukup dahsyat. Kekuatan ledaknya disebut dua kali lipat lebih dari bom Bali 2002 dan 2005.
"Sasaran dari bom itu adalah gedung MPR/DPR, Mabes Polri, Mako Brimob, stasiun TV tertentu, tempat ibadah tertentu, dan kafe tertentu," ucap Rikwanto. Dia menuturkan hal ini menjadi peringatan bagi polisi untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.
BNPT dan Densus 88 Berkolaborasi Perkuat Program Pencegahan dan Deradikalisasi
36 hari lalu
BNPT dan Densus 88 Berkolaborasi Perkuat Program Pencegahan dan Deradikalisasi
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polisi Republik Indonesia (Polri) melaksanakan pertemuan untuk memperkuat kolaborasi khususnya dalam program pencegahan dan deradikalisasi.
Cerita Eks Amir Jamaah Islamiyah Para Wijayanto soal Evaluasi dan Alasan Pembubaran JI
38 hari lalu
Cerita Eks Amir Jamaah Islamiyah Para Wijayanto soal Evaluasi dan Alasan Pembubaran JI
Amir atau pimpinan tertinggi terakhir Jamaah Islamiyah atau JI, Para Wijayanto menceritakan proses evaluasi hingga alasan deklarasi pembubaran organisasi.