2 WNI Diculik, Kemenlu: Belum Ada Kontak dari Penyandera  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 23 November 2016 20:56 WIB

Arrmanatha Christiawan Nasir, juru bicara Kementerian Luar Negeri. Tempo/Natalia Santi

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan pihaknya belum mendapat informasi baru terkait dengan dua warga negara Indonesia yang diculik di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, Sabtu lalu.

Menurut Arrmanatha, belum ada komunikasi dari pihak penculik. "Biasanya kejadian di Sabah, setelah 3-4 hari, baru ada komunikasi," ujarnya saat jumpa pers di Ruang Palapa Kemlu, Pejambon, Jakarta, Rabu, 23 November 2016.

Setelah kurun waktu tersebut, menurut Arrmanatha, penyandera biasanya akan mencoba mengontak keluarga WNI yang diculik atau perusahaan Malaysia yang mempekerjakan para WNI tersebut.

Penculikan itu terjadi pada Sabtu, sekitar pukul 19.20 waktu setempat. Informasi baru diterima dari Asosiasi Pemilik Kapal sekitar satu jam setelah peristiwa tersebut.

Dua WNI yang diculik adalah kapten kapal asal Sulawesi Selatan, Saparuddin bin Koni, 43 tahun, dan wakil kapten asal Sulawesi Selatan bernama Sawal bin Maryam, 36 tahun.

Penculikan di Sabah pun terjadi terhadap dua nakhoda asal Buton, Sulawesi Tenggara, pada 5 November lalu. Menurut Arrmanatha, sudah ada komunikasi dari penculik terkait dengan kejadian tersebut. "Tapi pembicaraan belum sampai ke kondisi para WNI."

Usaha Kementerian Luar Negeri RI saat ini, menurut Arrmanatha, dilakukan lewat pengumpulan informasi oleh Konsulat Jenderal RI di Tawau. "Tak lama setelah kejadian, konsul kita di Tawau langsung diinstruksikan berangkat ke Lahad Datu," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Arrmanatha mengatakan, sudah mengupayakan langkah diplomasi untuk menyelamatkan sandera. Retno, beberapa waktu lalu, menemui Menteri Besar Sabah Dato Musa Aman untuk kembali meminta pemerintah Malaysia memastikan keselamatan sedikitnya 6.000 WNI yang bekerja di kapal-kapal Malaysia.

Kedua menteri pun mencanangkan pendekatan baru untuk menjaga keamanan kawasan laut, khususnya di Sabah. Langkah yang akan diambil antara lain mewajibkan pemilik kapal menggunakan peralatan automatic identification system (AIS), dan menggalakkan sosialisasi terkait dengan kerawanan laut bagi pemilik dan anak buah kapal.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

10 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

12 jam lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

13 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

1 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

2 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

4 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

6 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

6 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya