BPS: Sumber Air Minum di Yogyakarta Tercemar Bakteri E. coli

Reporter

Selasa, 22 November 2016 18:48 WIB

Gambar bakteri E. Coli. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan 89 persen sumber air minum rumah tangga di Yogyakarta terkontaminasi bakteri Escherichia coli atau E. coli. Padahal Yogyakarta tercatat sebagai provinsi dengan akses air minum dan sanitasi layak melebihi standar nasional.

"Sementara 67,1 persen air siap minum terkontaminasi bakteri. Ini pertama kali," ujar Gantjang Amanullah, Direktur Statistik Kesejahteraan Masyarakat BPS, dalam acara sosialisasi hasil survei kualitas air 2015 di Jakarta, Selasa, 22 November 2016.

Sebelumnya, BPS, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kementerian Kesehatan telah melakukan survei kualitas air (SKA) 2015 di 940 rumah tangga di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Yogyakarta. "Disimpulkan bahwa proporsi perkiraan rumah tangga dengan akses air minum aman hanya 8,5 persen dan sanitasi memadai baru 45,5 persen," kata Gantjang.

Gantjang menjelaskan, Yogyakarta tercatat sebagai provinsi dengan akses air minum dan sanitasi layak yang melebihi standar nasional. "Akses terhadap air minum layak di Yogyakarta mencapai 81 persen, sementara rata-rata nasional hanya 71 persen. Akses sanitasi layak mencapai 86,3 persen, sementara akses nasional hanya 62,1 persen," kata Gantjang.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan, peningkatan akses air minum layak merupakan amanat dari Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium. "Sementara peningkatan akses air minum aman merupakan amanat Suistainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," tuturnya.

Namun, dari hasil SKA 2015 ini, ungkap Bambang, proporsi akses masyarakat terhadap air minum air layak memang sudah cukup besar, tapi tidak menjamin air minum tersebut aman dikonsumsi.

BPS dan Bappenas juga menyampaikan survei serupa akan dilaksanakan di berbagai daerah. "Saya tetap optimistis bahwa ini merupakan awal yang baik untuk mewujudkan air minum yang aman bagi masyarakat karena didukung dengan data akurat," ujar Bambang.

FAJAR PEBRIANTO | NN

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

3 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

4 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

9 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

14 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya