Personel Detasemen B Brimob Ampeldento Polda Jatim melakukan penyisiran di Biara Rubiah Karmel Gereja Katolik Gembala Baik yang mendapat teror ancaman bom di Batu, Jawa Timur, 14 November 2016. Dalam penyisiran tersebut tidak di ketemukan benda apapun terkait ancaman teror. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Batu - Pastor Kepala Gereja Katolik Gembala Baik Jalan Ridwan Nomor 16 Kota Batu, Michael Agung Kristi Putra meminta umatnya untuk tenang dan tak takut atas ancaman bom. Umat diminta untuk tetap waspada dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama.
"Jangan takut dengan ancaman dan teror ini," katanya Senin, 15 November 2016. Petugas, katanya, tak bisa mengecek setiap orang dan jemaat yang masuk beribadah di dalam gereja. Untuk itu, semua umat katolik di Batu diminta mewaspadai teror dan ancaman serupa.
Dia juga menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk pengamanan usai teror bom tersebut. Menurutnya, selama ini terjalin kerukunan antar umat dan tokoh agama di Batu. Bahkan sering ada pertemuan merekatkan persatuan dan toleransi antar umat beragama.
Adapun Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu, Abdul Rochim meminta semua pihak untuk saling menguatkan. Tiga hari lalu, seluruh pimpinan dan pemuka agama melakukan pertemuan. Mereka menjalin komitmen untuk menjaga persaudaraan, merawat keberagaman dan menjaga toleransi antar umat beragama. "Saya yakin pelaku bukan orang sini, mungkin orang luar," katanya.
Abdul menduga pelaku adalah orang iseng yang memancing kekeruhan, menciptakan ketakutan, dan kerusuhan. Untuk itu dia meminta polisi untuk bergerak cepat menangkap pelaku agar kerukunan antar umat beragama kembali terjalin baik dan tak ada prasangka.
FKUB, Abdul melanjutkan, terus meningkatkan komunikasi lintas iman untuk mengukuhkan persaudaraan. Cara ini, kata dia, untuk mencegah agar kasus serupa tak terulang dan meluas. Apalagi, ada sekitar 37 gereja tersebar di Batu yang berpotensi menjadi sasaran teror serupa. *