Laporan WWF: Terumbu Karang Sulawesi Tenggara Terancam Rusak  

Senin, 14 November 2016 07:57 WIB

Seorang turis mancanegara bersama warga melakukan transplantasi (pencangkokan) terumbu karang di kawasan pantai Pulau Menjangan Kecil, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, 21 Oktober 2016. Karimunjawa tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik saja, tapi juga dari mancanegara. ANTARA/Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Kendari – Sebagian besar ekosistem terumbu karang di perairan Sulawesi Tenggara berada dalam kondisi rusak. Berdasarkan hasil Ekspedisi Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh WWF-Indonesia, kerusakan ini ditandai dari rendahnya tutupan karang keras serta tingginya tutupan patahan karang dan tingkat sedimentasi. “Perairan Sulawesi Tenggara berada di bawah ancaman serius akibat meningkatnya aktivitas pertambangan nikel di provinsi ini,” kata Estradivari, Koordinator Konservasi Kelautan WWF-Indonesia, dalam keterangan tertulis, Ahad, 13 November 2016.

Selain itu, ada ancaman blooming bintang laut berduri (crown of thorns/Acanthaster planci), yang mencapai 30 individu per lokasi pengambilan data pada 14–25 Oktober lalu. Selain itu, masih marak penggunaan bom, yang tercatat mencapai tujuh kali letusan di satu lokasi, sehingga mengancam ekosistem terumbu karang. “Sementara di beberapa desa pesisir, tim masih melihat adanya pemanfaatan karang untuk fondasi rumah,” kata Estra.

Meski berada di bawah tekanan, ekosistem pesisir di Sulawesi Tenggara memiliki kesempatan besar untuk pulih. Di beberapa lokasi, tim mencatat jumlah karang keras berukuran kecil yang cukup banyak, tutupan karang keras yang tinggi, gerombolan ikan naso dan barakuda ekor kuning, serta berbagai jenis spesies yang dilindungi, seperti penyu sisik, penyu hijau, penyu belimbing, paus, hiu paus, lumba-lumba, duyung, dan pari manta.

Staf Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara Anung Wijaya mengatakan pihaknya telah melakukan kajian biofisik untuk menilai keterkaitan antarkawasan untuk mengoptimalkan rancangan jejaring kawasan konservasi perairan di Sulawesi Tenggara. Hasil kajian ini merekomendasikan pembentukan tiga kelompok jejaring kawasan konservasi perairan di provinsi ini. “Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Lasolo dan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari salah satu kelompok tersebut,” ujarnya.

Anung menjelaskan, Sulawesi Tenggara, yang didominasi 75 persen perairan, merupakan laut yang potensial dengan keanekaragaman hayatinya. Menurut dia, status KKPD Provinsi Sulawesi Tenggara telah memasuki tahap penyusunan dokumen rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi. “Semoga penetapan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan segera diputuskan,” ujarnya.

AHMAD FAIZ



Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

Berjalan 500 Kilometer, Belasan Gajah Rusak Properti Warga Cina

3 Juni 2021

Berjalan 500 Kilometer, Belasan Gajah Rusak Properti Warga Cina

Lima belas gajah membuat kekacauan di Cina. Dikutip dari CNN, mereka kabur dari kawasan lindung Xishuangbanna dan berjalan sejauh 500 kilometer.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya