Bareskrim: Gelar Perkara Ahok Terbuka pada 15 November

Reporter

Jumat, 11 November 2016 21:41 WIB

Puluhan orang yang mengaku warga Kedoya, Jakarta Barat, menolak kedatangan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk blusukan ke wilayahalnya, Kamis, 10 November 2016. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto memastikan, gelar perkara kasus Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, akan dilakukan secara terbuka terbatas pada Selasa, 15 November 2016.

"Bareskrim hanya mengundang pengawas internal dan eksternal," ucap Ari di kantor sementara Bareskrim di gedung Mina Bahari 2, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Jumat, 11 November 2016.

Pengawas internal yang dimaksud adalah Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) dan Divisi Profesi Dan Pengamanan (Propam). Sedangkan pengawas eksternal terdiri atas Ombudsman RI dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

"Nanti dari pihak terlapor dan pelapor juga kita undang," kata Ari. Meski begitu, Ari mengaku akan membatasi jumlah kehadiran masyarakat umat Islam lantaran mempertimbangkan kapasitas ruangan. Alasannya, agar pelaksanaan gelar perkara tersebut dapat berjalan dengan tertib. Media pun dipersilakan meliput hanya saat pembukaan.

Untuk prosesnya, jelas Ari, gelar perkara berlangsung dua kali dan dilanjutkan ke tahap analisis. Hasil analisis berupa adanya indikasi tindak pidana atau tidak akan direkomendasikan kepada penyidik. Keterbukaan itu hanya dilakukan saat gelar perkara pertama.

"Kemudian akan ditindaklanjuti oleh penyidik kalau memang itu tindak pidana," ujar Ari.

Presiden Joko Widodo meminta agar penyelidikan perkara Ahok berlangsung secara terbuka dan transparan. Sejumlah umat Islam menduga Ahok telah menistakan agama melalui komentarnya mengenai Surat Al-Maidah ayat 51 saat memberikan sambutan di acara dinas di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

LANI DIANA

Baca juga:
Ucapan Penjual Kopiah Ini Bikin Jengkel Sultan Yogyakarta
Apa Kabar Tes DNA Mario Teguh dan Kiswinar? Ini Kata Polisi
Kalla Dukung Polisi Tahan Anggota HMI, Ini Alasannya

Berita terkait

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

1 jam lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

3 jam lalu

Ancaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba

Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

3 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya