Presiden Joko Widodo diangkat oleh dua anggota Marinir saat mengunjungi Markas Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI), Cilandak, Jakarta, 11 November 2016. Jokowi gencar menyambangi pasukan TNI setelah terjadinya aksi demonstrasi yang dilakukan ratusan ribu umat Islam. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Depok - Presiden Joko Widodo berharap tidak ada aksi unjuk rasa lanjutan menuntut pengusutan kasus hukum yang menyeret Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Sebab, proses hukum terkait dengan dugaan penistaan agama itu sudah berjalan.
"Kami harapkan tidak ada demo lagi," kata Jokowi di Markas Brimob, Depok, Jumat, 11 November 2016. Mengenai kemajuan proses hukum yang saat ini sedang ditangani Markas Besar Kepolisian RI, Presiden Jokowi tidak berkomentar.
Muncul kabar akan ada unjuk rasa lanjutan pada 25 November 2016 yang menuntut proses hukum Ahok terus berlanjut. Beberapa waktu lalu, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan sudah mengantongi informasi ihwal rencana aksi lanjutan pada 25 November nanti. Polisi, menurut Tito, sudah mengantisipasi hal itu. "Izinnya belum. Biasanya beberapa hari (sebelum aksi)," ucapnya di Kantor Presiden.
Lebih lanjut, saat memberikan arahan di hadapan 3.934 anggota Brimob, Presiden meminta Brimob melindungi semua rakyat Indonesia tanpa membedakan suku, golongan, dan agama. "Semua anak bangsa harus dilindungi," ujar Jokowi.
Ia percaya Brimob tak hanya bisa melindungi, tapi juga sanggup mempersatukan masyarakat. Selaku panglima tertinggi, Presiden meminta aparat keamanan terus waspada menghadapi gangguan. Jokowi ingin gangguan sekecil apa pun bisa segera diselesaikan. "Jangan tunggu masalah jadi besar," tuturnya.
Dari Markas Brimob, Jokowi melanjutkan kunjungan ke Markas TNI Angkatan Laut Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. Kedatangan Presiden disambut ratusan prajurit berpakaian loreng-loreng.