TEMPO Interaktif, Papua:Perang saudara yang terjadi di Kelurahan Kwamki Lama, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua, terus diupayakan penyelesaiannya. Hari ini berlangsung upacara patah panah yang menandai upaya damai antara kelompok yang bertikai.Perang sejak 23 Juli lalu itu dinyatakan berakhir Senin ini dalam upacara adat oleh tiga kubu yang terlibat. Tanda "gencatan senjata" berupa mematahkan panah dan memanah anak babi di masing-masing kubu. Dengan upacara ini, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Tonny Yacobus minta pihak yang bertikai tidak akan melakukan aksi saling menyerang lagi. "Ayo kita akhir peperangan ini dengan damai," katanya.Prosesi upacara berlangsung sekitar pukul 15.40 Waktu Indonesia Timur. Masing-masing kelompok menancapkan belahan bambu hingga membentuk gapura kemudian memanah seekor anak babi di markas perangnya masing-masing. Selanjutnya sebanyak 84 orang dari masing-masing kubu yang terdiri dari tokoh masyarakat, panglima perang, dan keluarga korban yang sudah ditunjuk berlari-lari memasuki wilayah kubu lawan. Sesudah itu mereka berkumpul di satu tempat di tengah-tengah belahan bambu. Mereka lantas berjabatan tangan dan berpelukan sambil meneteskan air mata. Setelah mereka kembalibeberapa buah panah diserahkan ke Tonny Yakobus untuk dipatahkan.Bagi pemerintah sejak menandatangani kesepakatan damai pada 3 Agustus 2006 lalu perang dianggap berakhir, tapi terjadi perang lagi pada Sabtu lalu (12/8). Dengan kesepakatan itu, apabila perang berkobar kembali dianggap kriminal murni. "Konsekwensinya pelakunya akan ditindak secara hukum," ujar Tonny.Tonny Yacobus menambahkan, perang saudara harus dihentikan. Sebab tidak sesuai dengan ajaran agama Kristen yang dianut warga dan hukum positif di Indonesia. "Saya sangat berharap agar perang harus selesai secara total hari ini juga, jangan hari ini sepakat damai tapi besok perang lagi. Jika itu yang terjadi maka aparat kepolisian akan mengambil tindakan tegas," katanya.Pendeta Abdiel Tinal, mengatakan gereja sangat melarang untuk saling membunuh dan membenci. Sebaliknya masyarakat harus hidup berdampingan sebagai saudara untuk memikirkan dan berbuat hal-hal yang berguna diri sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.Marselus Dou