Patah Panah "Gencatan Senjata" Perang di Papua

Reporter

Editor

Senin, 14 Agustus 2006 22:28 WIB

TEMPO Interaktif, Papua:Perang saudara yang terjadi di Kelurahan Kwamki Lama, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua, terus diupayakan penyelesaiannya. Hari ini berlangsung upacara patah panah yang menandai upaya damai antara kelompok yang bertikai.Perang sejak 23 Juli lalu itu dinyatakan berakhir Senin ini dalam upacara adat oleh tiga kubu yang terlibat. Tanda "gencatan senjata" berupa mematahkan panah dan memanah anak babi di masing-masing kubu. Dengan upacara ini, Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Tonny Yacobus minta pihak yang bertikai tidak akan melakukan aksi saling menyerang lagi. "Ayo kita akhir peperangan ini dengan damai," katanya.Prosesi upacara berlangsung sekitar pukul 15.40 Waktu Indonesia Timur. Masing-masing kelompok menancapkan belahan bambu hingga membentuk gapura kemudian memanah seekor anak babi di markas perangnya masing-masing. Selanjutnya sebanyak 84 orang dari masing-masing kubu yang terdiri dari tokoh masyarakat, panglima perang, dan keluarga korban yang sudah ditunjuk berlari-lari memasuki wilayah kubu lawan. Sesudah itu mereka berkumpul di satu tempat di tengah-tengah belahan bambu. Mereka lantas berjabatan tangan dan berpelukan sambil meneteskan air mata. Setelah mereka kembalibeberapa buah panah diserahkan ke Tonny Yakobus untuk dipatahkan.Bagi pemerintah sejak menandatangani kesepakatan damai pada 3 Agustus 2006 lalu perang dianggap berakhir, tapi terjadi perang lagi pada Sabtu lalu (12/8). Dengan kesepakatan itu, apabila perang berkobar kembali dianggap kriminal murni. "Konsekwensinya pelakunya akan ditindak secara hukum," ujar Tonny.Tonny Yacobus menambahkan, perang saudara harus dihentikan. Sebab tidak sesuai dengan ajaran agama Kristen yang dianut warga dan hukum positif di Indonesia. "Saya sangat berharap agar perang harus selesai secara total hari ini juga, jangan hari ini sepakat damai tapi besok perang lagi. Jika itu yang terjadi maka aparat kepolisian akan mengambil tindakan tegas," katanya.Pendeta Abdiel Tinal, mengatakan gereja sangat melarang untuk saling membunuh dan membenci. Sebaliknya masyarakat harus hidup berdampingan sebagai saudara untuk memikirkan dan berbuat hal-hal yang berguna diri sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.Marselus Dou

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

4 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

6 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

19 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

19 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

5 hari lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

6 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya