Konsolidasi, NU Minta Pemerintah Tak Hanya Perhatikan Parpol

Senin, 7 November 2016 21:43 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, menyampaikan pesan moral kebangsaan dan catatan akhir tahun dengan tema anak ayam tak boleh kehilangan induknya, di Gedung PBNU, Jakarta, 24 Desember 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj meminta pemerintah menjalin dialog dengan kekuatan sipil. Ia menilai jangan hanya partai politik yang menjadi perhatian pemerintah untuk konsolidasi.

"Kekuatan sosial tidak boleh dipinggirkan," kata Said Aqil di kantor pusat PBNU, Jakarta, Senin, 7 November 2016.

Lantas, apakah Front Pembela Islam akan menjadi bagian dari safari konsolidasi Presiden Joko Widodo? Menurut Said Aqil, keputusan tersebut sepenuhnya ada di tangan Presiden.

Kendati ada sebagian kalangan yang menilai konsolidasi Presiden Jokowi terlambat dilakukan, Said Aqil menyatakan lebih baik terlambat daripada tidak dilakukan. Saat ini, misalnya, sudah berjalan proses pemeriksaan terhadap gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok oleh kepolisian. "Agak terlambat sebenarnya. Kalau dari awal, dipanggil bisa mengurangi amarah," ucap Said.

PBNU mempercayakan pemeriksaan kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Ahok kepada polisi. Said berharap penyidik bisa bersikap obyektif apalagi Kapolri sudah menyatakan pemeriksaan bakal berjalan terbuka.

Pada masa mendatang, PBNU mengimbau jemaahnya agar bersikap tenang dalam menyikapi kasus dugaan penistaan agama. Said menilai masih banyak persoalan umat yang harus diselesaikan dibanding hanya mengurusi satu masalah saja. "Ada agenda yang lebih besar daripada ini. Tantangan ekonomi, budaya, radikalisme, terorisme," tuturnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya memberi arahan kepada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian agar gelar perkara kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok disiarkan melalui media. Namun Jokowi menilai keterbukaan itu harus sesuai dengan aturan hukum. "Kami juga harus melihat apakah ada aturan hukum atau undang-undang yang memperbolehkan atau tidak," kata Jokowi dalam siaran pers yang diterima Tempo.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

4 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

14 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

15 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

22 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

22 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

23 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

29 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

29 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

29 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

29 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya