Jokowi menghampiri kursi Prabowo Subianto yang juga hadir di acara Rapat Kerja Nasional Partai Amanat Nasional di Jakarta, 6 Mei 2015. Jokowi mengatakan alasan ia menghampiri Prabowo karena dia sangat berbahagia Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat hadir bersama di dalam Rakernas PAN. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Achmad Baidowi mengapresiasi pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut dia, hal itu bagus dalam konteks pendewasaan demokrasi di Indonesia.
"Pertemuan dua tokoh sentral pilpres 2014 tersebut merupakan tradisi bagus dan menjadikan pendidikan politik bagi rakyat Indonesia," katanya di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.
Baidowi mengatakan pertemuan itu menegaskan bahwa setiap perselisihan politik harus dianggap selesai ketika perhelatan pesta demokrasi usai.
Menurut dia, saatnya putra-putri terbaik bangsa memikirkan dan membicarakan masa depan bangsa dengan menghilangkan sekat-sekat perbedaan pandangan politik satu sama lain. "Kami yakin pertemuan dua tokoh tersebut bukan sekadar agenda seremonial, tapi juga akan melahirkan komitmen bersama untuk kemajuan bangsa," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambut Presiden Jokowi di kediamannya di Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, hari ini, Senin, 31 Oktober 2016. Jokowi tiba di Hambalang sekitar pukul 12.30 WIB mengenakan baju batik lengan panjang bercorak cokelat. Ia langsung disambut Prabowo, yang mengenakan baju safari lengan panjang putih dan kopiah.
Belum diketahui pasti sejumlah hal yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Banyak pihak menyangkut-pautkan pertemuan tersebut sebagai antisipasi Istana atas aksi massa yang akan digelar pada Jumat, 4 November 2016.
Baidowi, yang juga anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat bidang politik dalam negeri, menjelaskan, di tengah hiruk-pikuk politik menjelang pilkada, pertemuan kedua tokoh politik itu diharapkan mampu juga menurunkan tensi politik dalam negeri yang belakangan mulai memanas di sejumlah tempat.
Menurut Baidowi, sudah saatnya memberikan contoh kepada generasi bangsa bahwa, dalam konteks pembangunan bangsa, siapa pun harus merasa terpanggil dengan mengabaikan sekat-sekat perbedaan.