Soal Dokumen TPF Munir, Ini Solusi yang Disarankan Wapres Jusuf Kalla

Reporter

Jumat, 28 Oktober 2016 15:09 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pembukaan Anti Coruption Summit 2016 di UGM Yogyakarta 25 Oktober 2016. TEMPO/Handwahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Jaksa Agung tidak perlu mencari dokumen asli tim pencari fakta kasus pembunuhan Munir. Dia menyarankan salinan dokumen yang diterima dari mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono tinggal dicocokkan dengan dokumen yang dimiliki bekas anggota tim itu. "Salinannya saya kira sama dengan aslinya. Kalau perlu, cocokkan dengan anggota tim waktu itu. Kan, bisa dibaca, apakah cocok atau tidak. Mungkin mereka masih pegang juga. Itu mudah sih. Dicocokkan dengan yang membuatnya pada waktu itu. Kan, dia masih hidup," ucap Kalla, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2016.

Baca: Dokumen TPF Munir Dipertimbangkan untuk Direkonstruksi Ulang

Kalla menganggap solusi itu bisa menjawab soal salinan dokumen TPF yang telah diserahkan SBY. Menurut dia, dari penjelasan yang diberikan mantan Sekretaris Negara Sudi Silalahi, sebenarnya rekomendasi yang diberikan TPF dalam kasus pembunuhan Munir sebagian besar telah dilaksanakan. Bahkan telah ada beberapa orang yang diperiksa dan dihukum, seperti Policarpus. Padahal, ujar Kalla, dari seluruh kesaksian, tidak ada orang yang melihat Murni tewas diracun.

Kalla menuturkan yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah melanjutkan proses tersebut. "Jadi pemerintah sekarang ya paling bisa mengikuti proses lebih lanjut," ucap Kalla.

Baca: Menteri Retno Akui Belum Ditanya Jaksa Agung Soal Data TPF Munir

Jaksa Agung Muhammad Prasetyo sebelumnya mengatakan pihaknya tetap mencari dokumen asli TPF, meskipun SBY telah menyerahkan salinan dokumen. "Enggak, kami akan mendapatkan aslinya dululah," ujar Prasetyo pada Rabu lalu. Nantinya, setelah data asli ditemukan, Prasetyo menyatakan data itu belum tentu bisa langsung diproses hukum. Kejaksaan akan mengkaji kembali untuk memutuskan, apakah ada fakta baru yang bisa disidik atau ditindaklanjuti. "Pro justitia hanya penegak hukum yang punya kompetensi dan kapasitas untuk menentukannya. Nanti kami pelajarilah," tutur Prasetyo. Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo belum atau tidak memberi tenggat waktu dalam pencarian data asli itu.

Baca: Cari Data Asli, Prasetyo Tak Pakai Data TPF Munir Milik SBY


Salah satu anggota TPF Munir, Hendardi, dari Setara Institute, mengatakan pemerintah harus terus berupaya menemukan dokumen TPF yang asli. Sebab, dokumen asli lebih mudah dipertanggungjawabkan kekuatan hukumnya. "Kalau di kami, memang ada dokumentasi soal pencarian fakta Munir. Tapi, apakah itu bisa dipakai?" katanya.

AMIRULLAH | ISTMAN M.P.

Baca juga:
Dahlan Iskan: Saya Sedang Diincar Terus oleh yang Berkuasa
WNI Simpatisan ISIS Pulang dari Suriah, Apa Kata Wiranto?




Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

7 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

11 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

22 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

22 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

22 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

23 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

23 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

40 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya