Situs Bersejarah Ungkap Kejayaan Aceh Masa Lalu  

Reporter

Jumat, 28 Oktober 2016 13:51 WIB

Ilustrasi Makam kuno/bersejarah di kota Banda Aceh. TEMPO/Lourentius EP

TEMPO.CO, Banda Aceh - Kejayaan masa lalu Aceh, seperti peran dan interaksinya dalam komunitas dan perdagangan internasional terbukti dari penemuan berbagai situs bersejarah di Aceh.

Sejumlah peneliti sejarah Aceh membeberkannya dalam konferensi internasional, The 1st International Conference on Islamic Studies (ARICIS I). Konferensi berlangsung di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, yang berakhir tadi malam, Kamis, 27 Oktober 2016.

Ketua panitia ARICIS I Sri Mulyani mengatakan konferensi itu merupakan perhelatan ilmiah akbar pertama yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dan kajian Islam. Para ahli dan akademisi nasional dan internasional memaparkan hasil kajian mereka. “Kami berharap pertemuan ilmiah seperti ini tidak berhenti di sini,” ujarnya, Kamis malam, 27 Oktober 2016.

Hasil kajian kejayaan Aceh masa lalu, antara lain diuraikan peneliti dari Earth Observatory Singapore Nanyang Technological University, Singapura, McKinnon dan Yewseng. Keduanya memaparkan penelitiannya dengan tema Rethinking Islamic Civilization: Reawakening Muslim Social Ethics, Intellectual, and Spiritual Tradition.

Keduanya melakukan riset dengan mengambil sampel di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, yang meliputi 43 desa di pinggir pantai. Termasuk mengkaji dampak dari sejarah tsunami di beberapa wilayah ini selama beberapa milenium terakhir.

Menurut Mckinnon, ada tiga kategori utama nisan yang ditemukan di beberapa desa. Pertama adalah Nisan Plang Pleng, yang diidentifikasi berasal dari akhir abad ke-13 hingga 1480-an. Kedua adalah Batu Aceh, yang berasal pada 1480-an hingga abad ke-19, dan Batu Sakrah atau Batu Sungai. “Saat ini kami sudah mencatat 5.077 batu nisan, termasuk 35 nisan Plang Pleng,” ujarnya.

Adapun Yewseng memaparkan jenis-jenis keramik masa lalu yang ditemukan di Aceh. Di antaranya keramik Cina yang ditemukan di beberapa daerah di Aceh. Keramik itu berasal dari berbagai provinsi di Cina, yang diperkirakan berasal dari abad ke-12. “Hal ini mengungkapkan sejak abad itu Aceh sudah melakukan transaksi dan perdagangan secara internasional,” ucapnya.

Dosen arsitektur Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Izziah, memaparkan hasil penelitiannya tentang keunikan lingkungan kota dan desa Aceh. Keunikan itu menandai kekayaan tradisi budaya Aceh.

Kajian yang dilakukan wanita pakar arsitektur ini lebih menitikberatkan pada perkembangan masjid di Aceh sejak era pra-kolonial hingga pasca-kolonial. “Hasil kajian kami menyimpulkan bawa isu-isu tentang lintas budaya, perpaduan aspek sosial dan aspek politik memiliki berbagai dampak dalam bentuk masjid-masjid di Aceh,” tutur Izziah.

Selain kajian tentang interaksi sejarah Aceh dengan peradaban dunia, salah seorang pembicara kunci lain, Imtiyaz Yusuf, memaparkan tentang peradaban dan agama-agama masyarakat Asia saat ini.

Imtiyaz yang merupakan akademisi dan Direktur Center for Buddhist-Muslim Understanding, Universitas Mahidol, Thailand, itu lebih memfokuskan pada interaksi dan dialog antara umat muslim dan Buddha.

ADI WARSIDI

Berita terkait

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

19 September 2023

Sebagian Artefak Terdampak Kebakaran Museum Nasional Sudah Dievakuasi, Polisi: Banyak yang Masih Utuh

Artefak yang berhasil teridentifikasi usai kebakaran Museum Nasional sudah dievakuasi ke tempat yang aman.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

17 September 2023

Kebakaran Museum Nasional, Polisi Akui Sulit Bedakan Antara Benda Bersejarah dan Reruntuhan

Polisi mengakui kesulitan melakukan identifikasi benda sejarah di Museum Nasional atau Museum Gajah

Baca Selengkapnya

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

19 Mei 2022

Kelompok Hindu India Ajukan Petisi Larang Muslim Masuk Masjid Kuna, Ini Sebabnya

Kelompok Hindu India mengajukan petisi melarang Muslim memasuki masjid bersejarah di Mathura karena menduga ada peninggalan Hindu di dalamnya

Baca Selengkapnya

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

9 Maret 2022

Kota Emas 3.000 Tahun yang Hilang Telah Ditemukan di Mesir

Sebuah tim yang berisikan para arkeolog pada September 2020 memulai pencarian kuil kamar mayat di tepi barat Luxor di Mesir.

Baca Selengkapnya

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

2 Maret 2022

7 Situs Warisan Dunia UNESCO yang Ada di Ukraina

Ukraina terkenal akan budaya dan tradisinya yang kaya dan merupakan rumah bagi tujuh situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

30 Oktober 2021

Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Simeulue akan Dijadikan Objek Wisata

Bunker peninggalan Jepang yang biasa disebut korok-korok oleh warga Simeulue diantaranya ada di Desa Labuan Bakti dan Desa Labuan Bajau.

Baca Selengkapnya

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

31 Agustus 2021

3 Benda Bersejarah Indonesia yang Selamat dari Perdagangan Ilegal Barang Antik

Nilai tiga barang antik berupa patung Seated Shiva, patung Seated Parvati, dan patung Seated Ganesha, ini sebesar Rp 1,23 triliun.

Baca Selengkapnya

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

7 Agustus 2021

Bekas Tambang Hingga Museum Purba di Indonesia Masuk Daftar Situs Warisan Dunia

Indonesia turut menyumbang beberapa tempat ke dalam situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

6 Agustus 2021

Keunikan Arslantepe Mound di Turki yang Jadi Situs Warisan Dunia Terbaru UNESCO

Masuknya The Arslantepe Mound menjadi tempat ke-18 yang menjadi Situs Warisan Dunia dari Turki.

Baca Selengkapnya

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

9 Juli 2021

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

Enam monumen bersejarah itu mulanya akan disebar di beberapa temoat, namun akhirnya diputuskan disimpan di Taman Suropati.

Baca Selengkapnya