2 Tewas, Komnas HAM Kecam Kerusuhan di Manokwari  

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 27 Oktober 2016 13:00 WIB

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai memberikan keterangan pers ihwal hasil penyelidikan peristiwa bentrokan antara TNI Angkatan Udara (AU) dengan warga Desa Sarirejo. Keterangan pers itu dilaksanakan di Ruang Pengaduan Komnas HAM, Jakarta, 29 Agustus 2016. TEMPO/Lani Diana.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, mengecam keras kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, tadi malam. Dalam peristiwa tersebut, menurut Natalius, dua warga Papua tewas serta lima lain kritis dan luka-luka.

"Kami minta proses hukum terhadap pelaku harus dilaksanakan secara transparan dan obyektif," ucap Natalius dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 27 Oktober 2016.

Natalius mengatakan, berdasarkan laporan Lembaga Bantuan Hukum, warga, dan keluarga korban, kerusuhan itu dipicu oleh tewasnya bocah asli Papua, Vigal Pauspaus, di warung makan yang dijaga warga Makassar, Sulawesi Selatan. Akibat kejadian itu, warga Papua menggelar demonstrasi.

Saat warga melakukan protes, aparat kepolisian mengeluarkan tembakan. Salah satu warga bernama Onesimus Rumayom, 40 tahun, tewas. Sedangkan lima lain terluka—dua di antaranya kritis, yakni Erik Inggabouw, 18 tahun, dan Tinus Urbinas, 38 tahun.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat Brigadir Jenderal Royke Lumowa ataupun Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan. Saat dihubungi melalui telepon dan pesan singkat, baik Royke maupun Demas tidak merespons.

Baca:

Pendukung Ahok: Yang Selfie dengan Agus Bukan Ratusan

Soni Sumarsono Janji Percepat Pembahasan APBD DKI 2017

Ditanyai Soal TPF Munir, Jokowi Kabur


Natalius menilai salah satu faktor utama terus terjadinya pelanggaran HAM di Papua adalah Presiden Joko Widodo tidak pernah menyinggung kondisi HAM di Papua. Padahal, menurut dia, Jokowi merespons semua kasus pelanggaran HAM lain.

Menurut Natalius, hal tersebut menunjukkan Jokowi sengaja membiarkan pelanggaran HAM terjadi di Papua. "Hal itu dapat dikategorikan sebagai pembiaran. Apalagi, selama dua tahun kepemimpinan Jokowi, terdapat berbagai catatan kelam tentang HAM di Papua," ujarnya.

Di bawah pemerintahan Jokowi, tutur Natalius, lebih dari 5.000 orang di Papua ditangkap, dianiaya, dan dibunuh. "Salah satu kejahatan Jokowi adalah penghancuran lembaga adat Papua dengan merekayasa lembaga adat baru di bawah Kementerian Dalam Negeri," katanya.

Natalius menduga, dalam dua tahun kepemimpinan Jokowi, telah terjadi kejahatan paripurna di Papua. "Kami minta Presiden melakukan perbaikan untuk menciptakan tanah Papua damai, berdialog perdamaian, melakukan desekuritisasi, dan membangun berbasis HAM."

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

2 Februari 2022

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

Para investor atau trader binary option merugi akibat skema perjudian berkedok investasi itu.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

12 Desember 2018

Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

Masih ada panti sosial yang menerapkan praktik pemasungan dan kurungan terhadap penyandang disabilitas mental.

Baca Selengkapnya

15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

14 Oktober 2018

15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

Sebanyak 15 kamar indekos di Jalan Lebak RT8 RW8 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu pagi ludes akibat kebakaran.

Baca Selengkapnya

Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

12 Agustus 2018

Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

Tiga panti pijat yang telah digerebek pemerintah DKI ternyata masih beroperasi, yakni griya-griya pijat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

14 November 2017

Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berharap kepolisian bertindak hati-hati menyikapi kondisi yang tengah terjadi di Mimika, Papua.

Baca Selengkapnya

Golf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik

29 Oktober 2017

Golf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik

Rory Hie menjadi pegolf nasional terbaik dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017, yang berakhir Minggu 29 Oktober di Pondok Indah Golf, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Juarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta

29 Oktober 2017

Juarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, menjuarai Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf, Jakarta Selatan dan meraih uang Rp 734 juta.

Baca Selengkapnya

Golf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua

27 Oktober 2017

Golf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, memimpin di hari kedua Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf Course, Jumat 27 Oktober.

Baca Selengkapnya