Ribut-ribut Hilangnya Hasil TPF Munir, SBY: Bernuasa Politik

Reporter

Senin, 24 Oktober 2016 01:30 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan pandangan Partai terhadap isu nasional terkini di Cikeas, Bogor, 10 Juni 2016. SBY menyampaikan tujuh isu penting, terutama pada isu Ekonomi dan Hukum. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuat kicauan berseri melalui akun Twitter-nya sebagai tanggapan atas tudingan bahwa dia yang harus bertanggung jawab atas hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) Munir. Munir Said Thalib merupakan aktivis hak asasi manusia yang tewas di dalam pesawat Garuda Indonesia tujuan Amsterdam pada 7 September 2004.

"Dua minggu terakhir ini, pemberitaan media dan perbincangan publik terkait dengan hasil temuan TPF Munir amat gencar," cuit SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Ahad malam, 23 Oktober 2016.

SBY mengaku, dalam dua minggu terakhir ini, ia terus bekerja bersama para mantan pejabat Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) untuk mempersiapkan penjelasan. KIB merupakan kabinet pemerintahan yang dibentuk pasangan presiden dan wakil presiden SBY-Jusuf Kalla pada 2004-2009. Dokumen tersebut diserahkan TPF kepada SBY pada 24 Juni 2005. Namun Sekretariat Negara menyatakan tidak menyimpan berkasnya.

Hal itu, menurut SBY, ia lakukan setelah mengamati perbincangan publik mengenai TPF Munir ada yang tak sesuai dengan konteks dan bernuansa politik. "Kami buka kembali semua dokumen, catatan, dan ingatan kami, apa yang dilakukan pemerintah dalam penegakan hukum kasus Munir," ujar SBY.

Baca: Laporan TPF Hilang, Isatana Izinkan Jaksa Agung Periksa SBY

Kalla: Masak Tak Bisa Ditemukan


SBY menuturkan pihaknya akan mengkonstruksi segala hal yang telah dilakukan pemerintah sejak November 2004 selain menindaklanjuti temuan TPF Munir. SBY menjelaskan, dia masih berstatus calon presiden ketika aktivis hak asasi manusia, Munir, meninggal. "Tiga minggu setelah jadi presiden, Ibu Suciwati (istri almarhum) menemui saya," katanya.

Menurut dia, sebelum TPF Munir dibentuk, kurang dari seminggu pasca-pertemuan dengan Suciwati, pihaknya memberangkatkan tim penyidik Kepolisian RI ke Belanda. Aktivitas pemerintah dan penegak hukum selanjutnya segera disampaikan kepada publik agar masyarakat tahu duduk persoalan yang benar.

SBY mengaku memilih menahan diri dan tak reaktif dalam menanggapi berbagai tudingan. Sebab, masalah tersebut bersifat penting dan sensitif, juga menyangkut kebenaran dan keadilan. "Penjelasan yang akan kami sampaikan dalam dua-tiga hari mendatang haruslah berdasarkan fakta, logika, dan tentunya kebenaran," cuit terakhir SBY yang telah di-retweet 295 kali.

FRISKI RIANA




Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

42 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

13 Oktober 2023

7 Tahun Jokowi Usut Kasus Pembunuhan Munir Malah Dokumen TPF Hilang, Suciwati: Presiden Joko Widodo Pembohong

Hari ini, 13 Oktober, 7 tahun lalu Presiden Jokowi minta Jaksa Agung usut kasus pembunuhan Munir. Malah dokumen TPF Munir hilang. Begini kata Suciwati

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

24 Desember 2022

KASUM Masih Mendiskusikan Nama untuk Diajukan ke Tim Ad hoc Kasus Munir

Komite Aksi Untuk Munir (KASUM) masih mendiskusikan nama untuk diajukan ke tim ad hoc Komnas HAM menyelidiki kasus Munir.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

23 Desember 2022

Komnas HAM akan Bentuk Tim Adhoc Penyelidikan Kasus Munir

Tim adhoc penyelidikan kasus Munir akan diumumkan pada 10 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

10 Oktober 2022

Resensi Buku Mencintai Munir: Pesan untuk Melawan Lupa dan Mencintai Munir

Istri akvitis hak asasi manusia (HAM) Munir, Suciwati, merilis buku berjudul "Mencintai Munir".

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

16 September 2022

18 Tahun Munir Diracun: Misteri Kematian Ongen Latuihamallo Saksi Kunci Pembunuhan Munir

Teka-teki kematian Munir telah 18 tahun. Ongen Latuihamallo saksi kunci pembunuhan aktivis HAM itu, ditemukan tewas saat menyetir mobil.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

8 September 2022

18 Tahun Munir Dibunuh, Begini Profil Aktivis HAM Pendiri KontraS dan Imparsial Itu

Munir aktivis HAM dibunuh dengan racun arsenik saat perjalanannya ke Belanda 7 September 2004. Kini sudah 18 tahun lamanya, dalang tak juga ditemukan

Baca Selengkapnya