Senin, IDI Gelar Unjuk Rasa Secara Nasional di Monas

Reporter

Jumat, 21 Oktober 2016 15:32 WIB

Dengan membawa spanduk dan poster, para dokter yang tergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu berdemo di depan Istana Negara, Jakarta (20/05). Aksi ini untuk menuntut perubahan sistem kesehatan nasional. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berencana menggelar unjuk rasa damai di kawasan Tugu Monas, Jakarta, Senin, 24 Oktober 2016.

Aksi rencananya diikuti utusan anggota IDI cabang, wilayah, dan perhimpunan dari seluruh Indonesia. Mereka menuntut reformasi sistem kesehatan dan pendidikan kedokteran agar pro rakyat.

Ketua IDI Daeng Mohammad Faqih mengatakan tuntutan utama pada unjuk rasa itu adalah dokter layanan primer. Ia menilai program itu salah sasaran, pemborosan uang negara, memperlama pendidikan dokter, marginalisasi dokter yang sudah ada, dan menciptakan kasta baru dokter yang bisa memicu konflik.

Menurut Daeng, program dokter layanan primer merupakan diskriminasi terhadap kelompok dokter tertentu. “Dokter layanan primer bukan jawaban masalah urgen yang terjadi selama ini di bidang pelayanan kesehatan,” katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 21 Oktober 2016.

Daeng justru meminta pemerintah lebih fokus pada program prioritas. Di antaranya mengatasi minimnya alat kesehatan, kekosongan obat, persoalan obat palsu, juga sarana-prasarana puskesmas serta rumah sakit yang masih minim. Termasuk mengatasi kekosongan dokter di banyak puskesmas.

Baca: Ini yang Terjadi Saat Ayu Ting Ting Bertemu Nagita Slavina

Daeng mengatakan, meskipun menggelar aksi, IDI tetap mengimbau para dokter tetap mengedepankan pelayanan publik. Unit pelayanan yang tidak boleh ditinggalkan adalah UGD, ICU, ICCU, ruang operasi, persalinan, perawatan, serta pelayanan primer yang perlu tindakan gawat darurat.

Ketua IDI DKI Jakarta Slamet Budiarto mengatakan ada beberapa tuntutan pada unjuk rasa itu. Selain menolak program pendidikan dokter layanan primer, dia meminta pemerintah mengendalikan biaya pendidikan kedokteran, perbaiki regulasi pro jaminan kesehatan nasional, hapuskan pajak obat dan alat kesehatan, serta revisi undang-undang pendidikan dokter.

Ihwal program dokter layanan primer, IDI menolak lantaran biaya yang dibebankan dirasa berat. Awalnya, sekolah dokter layanan primer selama tiga tahun memakai dana pemerintah. “Namun saat ini harus membayar sendiri untuk mendapatkan gelar setara dan bukan spesialis,” ujar Slamet.

Salah seorang dokter spesialis, Dharmawan, mengatakan undang-undang pendidikan dokter pun tidak pro rakyat. “Terlihat dengan kasus dari internship banyak yang meninggal,” ucapnya, seraya mengatakan gaji yang diterima pun hanya sekitar Rp 3 juta.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

9 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

10 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

10 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

17 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

17 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

17 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

17 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

24 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya