Penasihat ICMI: Ayat Quran Bukan untuk Propaganda Pilkada
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Rabu, 19 Oktober 2016 18:29 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menolak pemilihan kepala daerah serentak tahun depan masih menggunakan isu-isu bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
"Dalam berdemokrasi jangan menggunakan isu SARA, ini akan sangat bahaya jika terus dibesar-besarkan," ujar anggota dewan penasihat ICMI pusat, Alwi Shihab, usai menggelar pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X di Kepatihan, Rabu, 19 Oktober 2016.
Alwi yang juga Utusan Presiden untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) itu menambahkan polemik tudingan penistaaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak perlu merembet ke daerah yang juga sama-sama akan menggelar pilkada langsung.
"Calon-calon kepala daerah harusnya saat kampanye bisa menjaga kesejukan dan tak mengelurkan statemen yang mengganggu yang lain," ujar Alwi.
Munculnya respon di beberapa daerah terkait pernyataan Ahok, kata Alwi, tak perlu memancing daerah lain sehingga membuat suasana bertambah tak kondusif. "MUI (Majelis Ulama Indonesia) kan juga sudah memaafkan, apalagi dia (Ahok) menyatakan tak berniat menista agama. Jadi kita layak memaafkan seperti yang diajarkan dalam Islam," ujarnya.
Alwi percaya Ahok dengan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta inkumben tak ada niatan merusak atmosfer keberagaman melalui pernyataannya yang mengutip Surat Al Maidah 51 tersebut. "Apalagi pemilih beliau di Jakarta 80-90 persennya orang muslim, ya mungkin orang keseleo lidah kan bisa," ujarnya.
ICMI mengimbau agar selama menghadapi pilkada serentak 2017 tak ada lagi pihak-pihak yang menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk propaganda kepentingan politik. "Gunakan Al-Quran untuk menyatukan dan menghindari pertikaian, bukan untuk menyerang dan mendiskreditkan lainnya," ujarnya.
Alwi menambahkan kematangan kehidupan berdemokrasi di Indonesia manakala teks-teks keagamaan, tak hanya Al Quran, tak digunakan untuk memperkuat argumentasi yang bertujuan politis. Alwi mengingatkan kepada warga dan politikus bahwa Al-Quran ada untuk mencapai tujuan rahtaman lil alamin. "Al-Quran itu harus menjadi rahmat dan berkat untuk semua mahluk ciptaan Tuhan," ujar Alwi.
Ketua Majelis Pengurus Wilayah ICMI Yogyakarta Herry Zudianto meyakini polemik bernuansa SARA yang mewarnai DKI Jakarta tak akan berimbas atau merembet ke daerah-daerah yang bersiap pilkada, termasuk Yogyakarta. "Nggaklah," ujar Herry.
Mantan Wali Kota Yogyakarta dua periode itu setelah dilantik sebagai pengurus wilayah ICMI Yogyakarta pada 2015 program pertamanya tahun ini justru menjalin dialog lintas iman agar tak mudah dipolitisir dengan isu-isu SARA. "Bukan hanya untuk masa menjelang pilkada ini, tapi Yogya yang lebih ke depan, bagaimana cendekiawan lintas iman berkontribusi menjaga lokalitas dalam keberagaman," ujar Herry.
Pertemuan pengurus ICMI dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam rangka mempersiapkan rangkaian kegiatan ICMI beserta tim dari Hartford Seminary, sebuah lembaga pendidikan non-denominasi untuk studi agama dan teologi, di Yogyakarta 20-21 Oktober 2016.
PRIBADI WICAKSONO