Koalisi HATI Minta Presiden Batalkan Eksekusi Mati Narkoba

Reporter

Senin, 10 Oktober 2016 02:00 WIB

Pengunjuk rasa membentangkan spanduk saat berunjuk rasa menolak hukuman mati terhadap terpidana mati kasus narkotika Merry Utami, di Semarang, 28 Juli 2016. Mereka meminta agar pemerintah menunda pelaksanaan eksekusi mati Merri. ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Jakarta -Koalisi Masyarakat untuk Hapus Hukuman Mati (Koalisi HATI) meminta pemerintah untuk memoratorium eksekusi terpidana mati kasus narkotika. Sebab, hukuman mati dinilai melanggar hak asasi manusia tanpa membuat efek jera pada pelaku kejahatan narkotika.

"Hukuman mati tidak timbulkan solusi peredaran narkoba," kata Direktur Advokat Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Bahrain di kantornya, Ahad, 9 Oktober 2016. Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada 14 terpidana narkotika yang dieksekusi mati. Namun, kata Bahrain, data Badan Narkotika Nasional menyebutkan bahwa peredaran narkotika di Indonesia semakin bertambah.

"Data BNN terungkap ada 1,7 juta pengguna tahun 2015. Setelah eksekusi jilid II menjadi 5,9 juta orang," ujar Bahrain. Ia pun mendesak pemerintah mengubah hukuman seluruh terpidana mati.

Selain meminta pemerintah memoratorium eksekusi mati, Koalisi HATI juga mendesak Presiden Joko Widodo membentuk tim independen untuk mengaksesmen praktik-praktik peradilan sesat. Sebab, selama ini penerapan hukuman mati dinilai diskriminatif dan cenderung tidak transparan.

Pengacara Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Arif Maulana mengatakan hukuman mati boleh diterapkan pada kejahatan luar biasa. Selain narkotika, ada banyak lagi kasus yang masuk dalam extraordinary crime, salah satunya korupsi. "Tapi kok koruptor tidak dihukum mati?" katanya.

Penerapan hukuman mati dinilai tidak transparan karena selama ini yang dikenai eksekusi hanya kurir-kurir narkotika. Sementara untuk mencokok gembong-gembongnya, kata Arif, pemerintah seakan tak kuasa.

Kepala Advokasi Persaudaraan Korban Napza Indonesia Totok Yulianto berpendapat seringkali hukuman mati digunakan negara untuk merespon sesuatu yang tidak ada obatnya. "Era Soeharto untuk kejahatan politik. Era Jokowi untuk kejahatan narkotika," ujar dia.

Menurut Totok, digunakannya hukuman mati sebagai senjata terakhir menandakan pemerintah sudah tak punya pilihan lagi. Padahal pemerintah masih bisa punya banyak pilihan jika benar-benar mau mengevaluasi permasalahan yang terjadi. "Evaluasi proses ini tidak pernah terjadi," katanya.

Pada 2014 pemerintah mendorong eksekusi mati. Presiden Joko Widodo kemudian mencanangkan program 100 ribu rehabilitasi untuk pengguna narkotika. Ternyata, kata Totok, hanya ada 21 ribu orang yang direhabilitasi. Maka pada 2016, pemerintah mendorong lagi untuk eksekusi mati. "Presiden Jokowi menutupi kegagalannya dengan eksekusi mati," ujar dia.
MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

AS Prihatin atas Rekaman Eksekusi Israel di RS Al Shifa, Tapi Kecam Hamas

33 hari lalu

AS Prihatin atas Rekaman Eksekusi Israel di RS Al Shifa, Tapi Kecam Hamas

Pasukan Israel pada Senin mundur dari kompleks rumah sakit terbesar Al Shifa di Gaza itu setelah pengepungan selama dua pekan terakhir.

Baca Selengkapnya

30 Warga Palestina yang Ditahan Israel Ditemukan Tewas Diborgol di Sekolah Gaza

1 Februari 2024

30 Warga Palestina yang Ditahan Israel Ditemukan Tewas Diborgol di Sekolah Gaza

Israel menolak memberikan informasi tentang nasib warga Palestina yang ditahan di Gaza, kata LSM lokal

Baca Selengkapnya

Iran Eksekusi Mati Demonstran Mahsa Amini, Dituduh Tabrak Polisi Hingga Tewas

23 Januari 2024

Iran Eksekusi Mati Demonstran Mahsa Amini, Dituduh Tabrak Polisi Hingga Tewas

Iran mengeksekusi mati Mohammad Ghobadlou, 23 tahun, seorang demonstran protes Mahsa Amini atas tuduhan pembunuhan polisi

Baca Selengkapnya

19 Warga Sipil Laki-laki di Gaza Dieksekusi Mati Tentara Israel

21 Januari 2024

19 Warga Sipil Laki-laki di Gaza Dieksekusi Mati Tentara Israel

Keterangan saksi mata mengungkap setidaknya 19 laki-laki dalam sebuah gedung rumah susun dieksekusi mati tentara Israel.

Baca Selengkapnya

PBB Desak Israel Selidiki Tuduhan Tentaranya Eksekusi Mati 11 Pria Palestina Tak Bersenjata di Gaza

21 Desember 2023

PBB Desak Israel Selidiki Tuduhan Tentaranya Eksekusi Mati 11 Pria Palestina Tak Bersenjata di Gaza

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM menyebut eksekusi mati belasan pria Palestina itu 'menimbulkan kekhawatiran dilakukannya kejahatan perang' di Gaza

Baca Selengkapnya

Iran Klaim Telah Mengeksekusi Agen Mossad

18 Desember 2023

Iran Klaim Telah Mengeksekusi Agen Mossad

Kantor berita resmi IRNA melaporkan bahwa seorang agen dinas intelijen Mossad Israel dieksekusi di provinsi Sistan-Baluchestan di tenggara Iran.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Lalu Kim Jong Un Eksekusi Mati Paman Sendiri Jang Song-thaek dengan Cara Sadis

12 Desember 2023

10 Tahun Lalu Kim Jong Un Eksekusi Mati Paman Sendiri Jang Song-thaek dengan Cara Sadis

Paman Kim Jong Un, Jang Song Thaek dieksekusi mati sepuluh tahun lalu dengan cara sadis. Bagaimana cerita eksekusi itu?

Baca Selengkapnya

Kyiv Tuduh Pasukan Rusia Eksekusi Tentara Ukraina yang Sudah Menyerah

3 Desember 2023

Kyiv Tuduh Pasukan Rusia Eksekusi Tentara Ukraina yang Sudah Menyerah

Kyiv menuduh Rusia melakukan kejahatan perang setelah video yang beredar menunjukkan dua tentara Ukraina ditembak saat sudah menyerah.

Baca Selengkapnya

Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

10 Oktober 2023

Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

Usai G30S yang gagal total, kemudian peristiwa tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Eksekusi Mati Dua Tentara, Dituduh Berkhianat kepada Negara

14 September 2023

Arab Saudi Eksekusi Mati Dua Tentara, Dituduh Berkhianat kepada Negara

Kementerian Pertahanan Arab Saudi mengeksekusi dua tentara yang didakwa berkhianat

Baca Selengkapnya