Tak Bisa Ungkap Kasus Munir, Kontras:Jokowi Jangan Maju Lagi  

Reporter

Minggu, 9 Oktober 2016 19:36 WIB

Koordinator KontraS, Haris Azhar, memberikan keterangan pers di Jakarta, 5 Agustus 2016. KontraS menyatakan informasi mengenai keterangan Freddy Budiman agar ditempatkan dan ditanggapi secara proporsional dan profesional. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar meminta Joko Widodo tidak maju lagi sebagai calon presiden jika tidak dapat mengungkap kasus hak asasi manusia. Salah satunya, kata Haris, adalah kasus pembunuhan Munir.

"Kalau dua tahun Presiden Joko Widodo begini-begini saja, dan tiga tahun ke depan tidak ada rencana apa-apa, sudah cukuplah nama beliau tercatat dalam sejarah sebagai presiden, tapi jangan maju lagi di periode berikutnya," kata Haris dalam konferensi pers bertajuk Buka Hasil TPF kasus Munir di Menteng, Jakarta, Minggu, 9 Oktober 2016.

Baca juga: Video Bos Cium Seluruh Pegawai Wanita Tiap Pagi Bikin Heboh

Menurut Haris, hasil penyelidikan TPF Munir telah diserahkan Pemerintah pada 24 Juni 2005. Namun, isi dokumen itu belum diumumkan lantaran Sekretariat Negara mengaku tidak menyimpannya. Padahal, menurut anggota TPF Hendardi dan Usman Hamid, dokumen tersebut telah diserahkan di Istana Negara kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra, dan menteri terkait.

Meski telah berganti kepemimpinan, Haris menyebutkan belum melihat tanda-tanda Jokowi akan membuka dokumen tersebut. Saat ini, Kontras bersama lembaga bantuan hukum dan istri Munir, Suciwati, tengah menunggu hasil keputusan sengketa informasi soal dokumen tersebut di Komisi Informasi Pusat. Sengketa informasi dengan nomor register 025/IV/KIP-PS-2016 itu pihak termohon adalah Kementerian Sekretariat Negara.

Haris berujar bahwa banyak pihak yang memanfaatkan keluguan Jokowi. "Saya mencari informasi ke ahli hukum yang ketemu Jokowi soal ini (kasus Munir dan kasus HAM). Saya tanya Jokowi bilang apa, mereka bilang Jokowi tidak bilang apa-apa, orang sekitarnya malah yang banyak ngomong," ujar Haris.

Haris melihat Jokowi telah digunakan oleh kepentingan tertentu. Akibatnya, ujar dia, sejumlah agenda penting penegakan hak asasi manusia tak selesai. Haris berharap Jokowi berani untuk mengungkap kasus Munir.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

39 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

40 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

47 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

47 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

47 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

48 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

52 hari lalu

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung

Baca Selengkapnya

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

56 hari lalu

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.

Baca Selengkapnya

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.

Baca Selengkapnya