Kisah Dimas Kanjeng 'Munculkan' Motor Hingga Durian
Editor
Grace gandhi
Kamis, 6 Oktober 2016 21:05 WIB
TEMPO.CO, Probolinggo - Hingga kini, sebagian besar 'santri' atau pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, terutama yang bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur, masih percaya kesaktian atau kemampuan Taat memunculkan sesuatu.
Baca: 242 Pengikut Dimas Kanjeng Masih Bertahan di Padepokan
Seperti dituturkan salah satu 'santrinya', Muslih, asal Jember, Jawa Timur. Menurut Muslih, Taat yang dianggapnya sebagai guru telah beberapa kali memunculkan sesuatu yang dianggapnya datang atau muncul secara gaib.
“Empat tahun lalu pernah memunculkan motor (Honda) CBR,” kata Mulsih saat dihubungi, Kamis, 6 Oktober 2016. Menurut Muslih, motor mahal tersebut dimunculkan di dalam ruang tengah rumah Taat yang saat itu masih sederhana, belum megah seperti sekarang.
“Waktu itu kami di dalam ruang tengah dan membaca salawat nariyah,” kata Muslih. Kala itu ada sekitar 50-60 orang yang ikut dzikir membaca salawat nariyah. “Lalu lampu ruangan dimatikan selama tiga menit dan keluar bau wangi dan setelah lampu dihidupkan sudah ada motor CBR,” katanya. Muslih yakin hal itu dilakukan secara gaib, bukan rekayasa.
Tak hanya itu. Malam sebelum ditangkap polisi, menurut Muslih, Taat juga memunculkan beberapa makanan dan buah-buahan yang diinginkan para ‘santrinya’. “Kejadiannya di salah satu ruangan di fitness center (pusat kebugaran) di areal padepokan,” katanya.
Baca: Pengikut Dimas Kanjeng Yakin yang Ditangkap Polisi Jelmaannya
Atas permintaan para 'santrinya', Taat pun mengeluarkan makanan dan buah-buahan yang diinginkan para ‘santri’. “Makanan dan buah-buahan itu dikeluarkaan dari dalam ruangan yang sebelumnya kosong dan tidak mungkin menyimpan makanan dan buah,” ujarnya.
Waktu itu, menurut Muslih, Taat mengeluarkan puluhan tusuk sate dan soto masing-masing dalam satu mangkok besar. “Selain itu juga keluar dua buah durian ukuran besar dan pepaya yang masih bergetah,” katanya. Ia pun percaya hal itu bukan rekayasa Taat atas bantuan pengurus padepokan.
Namun, sesuai pengakuan bekas santri Taat, Mohamad Abdul Junaidi, apa yang dilakukan Taat dan pengurus padepokan adalah penipuan. Seperti dua koper berisi uang yang ditaruh secara sembunyi-sembunyi di teras rumah Marwah Daud Ibrahim di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Dua koper berisi uang asli itu sengaja ditaruh seakan-akan muncul secara gaib dibawa jin,” kata Junaidi.
Simak juga:
Bank Indonesia Teliti Uang Dimas Kanjeng, Hasilnya Adalah...
Polisi Selidiki Kematian Tidak Wajar Korban Penipuan Dimas Kanjeng
Padahal, dua koper berisi uang asli miliaran rupiah itu ditaruh Ismail, salah satu santri yang juga orang kepercayaan Taat, yang kemudian dibunuh. Cerita dua koper berisi uang di rumah Marwah itu didapat Junaidi sebelum Ismail tewas dibunuh.
ISHOMUDDIN