BBWS Siapkan Sistem Peringatan Dini Banjir Sungai Cimanuk

Reporter

Selasa, 4 Oktober 2016 23:01 WIB

Anggota Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri menggunakan anjing pelacak untuk mencari korban banjir bandang yang tertimbun material rumah di Kampung Lapangparis, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 23 September 2016. Tim penyelamat memaksimalkan proses pencarian menggunakan enam anjing pelacak milik Mabes Polri untuk mencari keberadaan korban yang diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Mazid mengatakan, tengah menyiapkan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi banjir Sungai Cimanuk di Garut. “Kami sedang mencoba melakukan studi untuk melakukan itu,” kata dia di Bandung, Selasa, 4 Oktober 2016.

Mazid mengatakan, sistem peringatan dini Sungai Cimanuk sudah ada di sejumlah lokasi di sungai itu tapi belum dibangun di kawasan hulu. Banjir Sungai Cimanuk di daerah hulu dua pekan lalu mengakibatkan kerusakan parah di kawasan perkotaan Garut. “Ada di beberapa titik tapi tidak semuanya,” kata dia.

Menurut Mazid, untuk mengantisipasi dampak banjir dalam waktu dekat, peringatan dini sementara yang bisa dibangun dengan berpijak pada curah hujan tinggi di kawasna hulu. “Ketika meliaht ukuran intensitas hujan demikian, harus segera kita infokan pada pemda setempat,” kata dia.

Mazid mengatakan, banjir bandang Sungai Cimanuk dua pekan lalu merupakan banjir yang terparah. “Ya, dari sisi korban, kemudian dari sisi debit air yang terjdi juga,” kata dia.

Dia mencontohkan, debit sungai yang tercatat di Bendung Copong, bendung untuk keperluan irigasi yang berada 3 kilometer setelah areal yang rusak parah akibat banjir bandang di Kota Garut itu, dirancang dengan debit maksimal 100 tahunan Sungai Cimanuk yakni 764 meter kubik per detik. Saat banjir bandang debit tercatat menembus 1.060 meter kubik per detik, di daerah lebih hilir lagi di Cipasang debitnya menembus 1.160 meter kubik per detik.

Mazid mengatakan, saat banjir bandang berlangsung, ketinggian air tercatat hampir 1 meter di atas tanggul Bendung Copong. “Banjir 100 tahun terlampaui,” kata dia. Kendati demikian, dia menjamin, Bendung Copong masih aman.

Banjir bandang yang melanda wilayah perkotaan Garut itu juga melimpas melewati tanggul yang ada di pinggiran Sungai Cimanuk. Tanggul sungai itu dirancang untuk menahan banjir Sungai Cimanuk untuk periode perulangan banjir 25 tahunan. “Kita siapakan untuk kapasitas debit sekitar 417 meter kubik per detik, untuk disain banjir 25 tahun. Fakta lapangan itu hampir 2 meter di atas tanggul kita,” kata Mazid.

Mazid mengatakan, akibat banjir bandang Garut dua pekan lalu, tiga tanggul di areal perkotaan Garut rusak. Pertama tanggul sungai di Sukakarya dan Kaum Lebak masing-masing rusak sepanjang 50 meter, lalu satu tanggul di Kikisik rusak sepanjang 200 meter. “Saat ini sudah ktia tangani tanggap daruratnya,” kata dia. Paling lama, dijadwalkan tiga minggu lagi perbaikan rampung.

Menurut Mazid, sejumlah permukiman warga yang masih berada di sepanjang bantara Sungai Cimanuk juga berpotensi terancam banjir limpasan sungai itu. Dia mengingatkan, aturan pemerintah melarang hunian di daerah bantaran sungai. “Negara sudah mengatur demikian, agar jauh dengan hunian masyarakat,” kata dia.

Mazid mengatakan, hunian warga yang rusak akibat banjir bandang Sungai Cimanuk itu sudah diminta untuk tidak boleh dihuni lagi. “Jangan dibangun, itu statetment Pak Menteri PUPR sendiri saat berkunjung ke lapangan. Bagi rumah yang sudah hancur dalam hal ini, tidak menjadi hunian lagi, harus direlokasi,” kata dia.

Di kesempatan terpisah, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, terhitung hari ini status tanggap darurat bencana banjir bandang Sungai Cimanuk di wilayahnya dicabut. “Kami berkeyakinan pencairan korban 19 orang lagi menurut Basarnas sudah tidak efektif,” kata dia di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 4 Oktober 2016.

Rudy mengatakan, saat ini ada 2.525 orang pengungsi yang kini menempati beberap tempat dan bangunan milik pemeirntah. “Besok ada rapat dengan Kementerrian PUPR untuk menentukan di mana lokasi yang akan digunakan untuk Rusunawa dan rumah tapak, kami sudah menyiapkan tanahnya dan sedang berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” kata dia.

Menurut Rudy, pemerintah Garut menerima bantuan untuk peanganan tanggap darurat banjir bandang dari pemerintah provinsi Rp 6,5 miliar. Dana itu diantaranya dipergunakan membeli peralatan Rontgen, alat kesehatan, ambulan, hingga kegiatan sekolah.

Rudy mengatakan, selepas dihentikan status tanggap darurat bencana, penangan pasca bencana akan memasuki fase Rekonstruksi dan Rehabilitasi (RR). “Kami selanjutnya akan masuk dalam rangka RR yang akan dilakukan mulai hari Kamis besok,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

4 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

5 hari lalu

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak Kamis sore. Tiga warga tertimbun longsor di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

35 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.

Baca Selengkapnya

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

36 hari lalu

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.

Baca Selengkapnya

Kisah Tenaga Honorer Satpol PP Garut Dihukum Tidak Digaji 3 Bulan Karena Dukung Gibran

7 Januari 2024

Kisah Tenaga Honorer Satpol PP Garut Dihukum Tidak Digaji 3 Bulan Karena Dukung Gibran

Dikenal diupah rendah, tenaga honorer, Satpol PP Garut yang mendukung Gibran tidak akan merasakan gaji 3 bulan kedepan.

Baca Selengkapnya

Bupati Garut Jatuhkan Sanksi ke Anggota Satpol PP yang Viral Dukung Gibran

3 Januari 2024

Bupati Garut Jatuhkan Sanksi ke Anggota Satpol PP yang Viral Dukung Gibran

Bupati Garut Rudy Gunawan memastikan anggota Satpol PP yang viral karena terang-terangan mendukung Gibran telah dijatuhkan sanksi.

Baca Selengkapnya

Siswa SMP di Garut Dibunuh Temannya Gara-gara Sakit Hati saat Main Bola Voli

7 November 2023

Siswa SMP di Garut Dibunuh Temannya Gara-gara Sakit Hati saat Main Bola Voli

Korban dibunuh saat sedang mandi di sungai.

Baca Selengkapnya

Jawab DPRD, Heru Budi Sampaikan Upaya Pemprov DKI atasi Banjir Jakarta

14 September 2023

Jawab DPRD, Heru Budi Sampaikan Upaya Pemprov DKI atasi Banjir Jakarta

Pj Gubernur DKI Heru Budi menyampaikan upaya Pemprov DKI mengatasi banjir Jakarta.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Banjir di Musim Hujan, DKI Bakal Revitalisasi Waduk dan Sungai

14 September 2023

Antisipasi Banjir di Musim Hujan, DKI Bakal Revitalisasi Waduk dan Sungai

Heru Budi menyatakan berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah penyangga dalam upaya penanggulangan banjir Jakarta.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Menarik Film Tanah Air Kedua yang Dibintangi Maudy Ayunda dan Kim Bum

1 September 2023

4 Fakta Menarik Film Tanah Air Kedua yang Dibintangi Maudy Ayunda dan Kim Bum

Maudy Ayunda dan Kim Bum akan bermain dalam film Tanah Air Kedua, bercerita tentang Komarudin pria Korea yang menikah dengan wanita Garut

Baca Selengkapnya