TEMPO Interaktif, Serang: Industri pariwisata di wilayah Provinsi Banten, terutama di Pantai Anyer, Kabupaten Serang, hingga Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, masih terpuruk. Kondisi ini berlangsung setelah gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala Ritcher mengguncang pesisir Selat Sunda Rabu (19/7) lalu.Sejumlah pengelola hotel di Pantai Anyer mengaku sehari setelah gempa tektonik banyak wisatawan yang sudah memesan hotel dan penginapan membatalkan rencana mereka. Akibatnya, tingkat hunian hotel menurun drastis dari 70 persen menjadi 0 persen.Berdasarkan pantuan Tempo, siang tadi sejumlah hotel di kawasan itu memang sepi. Pemandangan Di sepanjang Jalan Carita hingga Anyer yang biasa ramai lalu lalang kendaraan milik kini lengang.Patrajasa Hotel Resotr Anyer, misalnya, hanya ada beberapa tamu yang datang. "Mereka tidak menginap hanya datang makan siang kemudian pulang," ungkap Agus Zainal, petugas Patrajasa Hotel Resort, Senin sore.Assiten Personal The Bay Villas Lukman Hakim mengatakan, sebelum terjadi gempa tingkat hunian hotel dan penginapan di beberapa kawasan wisata pantai selalu penuh. Sekarang sekitar 75 persen wisatawan yang akan berakhir pekan di Anyer membatalkan kunjungan. Hal sama dialami pemilik hotel di Pantai Carita, sekitar 60-70 persen wisatawan membatalkan kunjungannya.Salah seorang pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten Sukarjo mengatakan, pembatalan kunjungan sejumlah wisawatan karena khawatir terjadi gempa dan gelombang tusunami. Sedangkan kerugian akibat kaburnya ratusan wisatawan dari kedua objek wisata pantai tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Faidil Akbar