Kuitansi Mahar Tuntun Polisi Bongkar Skandal Dimas Kanjeng

Reporter

Senin, 3 Oktober 2016 21:39 WIB

Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan Marwah Daud. TEMPO, Youtube

TEMPO.CO, Probolinggo - Penyidik Kepolisian Daerah Jawa Timur menyita kuitansi bukti pembayaran uang sebagai ‘mahar’ proses penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Barang bukti tersebut disita dalam penggeledahan yang dilakukan saat reka ulang kasus pembunuhan yang didalangi Dimas Kanjeng Taat Pribadi dengan korban Abdul Gani.

“Penyidik menemukan beberapa alat bukti di antaranya kuitansi bukti pembayaran mahar,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Argo Yuwono di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Probolinggo, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2016.

Argo tak menyebut berapa lembar jumlah kuitansi tersebut. “Yang jelas jumlahnya banyak,” katanya. Nilai nominal yang tertera dalam kuitansi juga beragam mulai dari puluhan sampai ratusan juta rupiah. “Mulai dari Rp 25 juta, Rp 75 juta, dan Rp 100 juta,” ucapnya.

Baca Juga: Terungkap, 2 Wanita Ini Diduga Simpan Rahasia Dimas Kanjeng

Kuitansi tersebut akan menjadi bukti penting adanya mahar uang yang diberikan langsung oleh pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi maupun melalui pengurus padepokan.

Ada 74 adegan reka ulang kasus pembunuhan dengan korban Abdul Gani yang dibunuh di asrama putra Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di perbatasan Desa Wangkal dan Gadingwetan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Korban meninggal lainnya, Ismail Hidayah, dibunuh terlebih dulu di luar padepokan dan mayatnya ditemukan di Desa Tegalsono, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Februari 2015. Namun, saat itu identitasnya belum diketahui karena wajahnya rusak dan tidak ditemukan kartu identitas.

Simak: Marwah Daud Bela Habis Dimas Kanjeng, Ini Reaksi ICMI

Selang 14 bulan, Gani dibunuh di padepokan dan mayatnya ditemukan di Wonogiri, Jawa Tengah, April 2016. Dari penangkapan para tersangka pembunuhan Gani terungkap bahwa mereka juga membunuh Ismail. Polisi membongkar makam Ismail di Probolinggo untuk dilakukan tes DNA pada Juni 2016 dan DNA Ismail cocok dengan sampel DNA istri dan anaknya.

Ismail dan Gani adalah dua bekas pengikut sekaligus orang kepercayaan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. “Namun keduanya akhirnya dibunuh karena tahu banyak dan khawatir penipuan penggandaan uang yang dilakukan selama ini terbongkar,” kata Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Ajun Komisaris Besar Arman Asmara Syarifuddin.

ISHOMUDDIN

Baca Juga
Kisah Sanusi & Istri Kedua, Cinta Bermula di Thamrin City

Pengakuan Istri Kedua Sanusi Soal Rumah Rp 16,5 Miliar

Berita terkait

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

6 jam lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

1 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

2 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

6 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

13 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

16 hari lalu

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.

Baca Selengkapnya

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

19 hari lalu

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.

Baca Selengkapnya

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

19 hari lalu

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

24 hari lalu

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.

Baca Selengkapnya