TEMPO.CO, Bangkalan -- Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Anisullah M. Ridha memberikan penghargaan kepada empat anggota polisi lalu-lintas atas jasa mereka menangkap pelaku kejahatan.
Mereka adalah Brigadir Kepala Agus Priyanto, Brigadir Kepala Djonni Fahamsyah, Brigadir Fakhrudin Agung, dan Brigadir Kepala Nanang Setiawan. Penghargaan itu berupa piagam dan uang yang diserahkan pada saat upacara rutin di halaman Mapolres Bangkalan, pada Senin, 2 Oktober 2016.
Bagaimana ceritanya sampai mereka dianugerahi penghargaan?
Baca: Propam Selidiki Pengakuan Jessica Soal Bujukan Krishna Murti
Kisah heroik dialami Nanang Setiawan. Pada 17 September 2016, dia baru keluar dari Pos Polisi Tangkel, Kecamatan Burneh, untuk patroli rutin dengan sepeda motornya. Pos Tangkelberada di jalan akses menuju Jembatan Suramadu dari arah Kabupaten Sampang.
Belum lama meninggalkan pos, Nanang melihat dua perempuan berboncengan sepeda motor berteriak karena dijambret. Salah satunya bernama Muimmah, 48 tahun, warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah. Dompet Muimmah berisi uang kurang lebih Rp 2 juta dijambret dari boks depan sepeda motor matic yang dikemudikan keponakannya.
Nanang juga melihat sepeda motor Suzuki Satria melaju kencang dikejar oleh sepeda motor matic ke arah Embong Miring. Rupanya, Satria itu dikemudikan dua jambret, Alwi dan Ansori. Sedangkan matic ditunggangi Mustakim, keponakan Muimmah. Saat penjambretan terjadi, kebetulan motor yang dikendarai Mustakim berada di belakang Muimmah.
Tanpa pikir panjang, Nanang balik arah ikut mengejar penjambret. Seperti adegan dalam film laga, kejar-kejaran di tengah padatnya arus lalu-lintas tak terhindarkan.
Baca: Ibu yang Mutilasi Anak Ternyata Istri Anggota Provos Polda Metro
Kedua jambret yang berusia 16 tahun sempat berbuat nekat. Di simpang empat Embong Miring, mereka melajukan kendaraan di jalur berlawanan. "Untung saat itu jalanan sedang sepi, kalau tidak mereka bisa tertabrak," kata Nanang.
<!--more-->
Akhirnya, Nanang dan Mustakim berhasil memepet para pelaku di Jalan Raya Kelurahan Tunjung. Nanang dan Mustakim bergantian menendang sepeda motor pelaku, namun tak berhasil membuat penjambret jatuh. "Saya nendang dua kali, Mustakim satu kali," tutur Nanang.
Dalam keadaan terjepit karena tak bisa melarikan diri, dan sulit lolos. Selama kejar-kejaran itu, para pelaku bernegoisasi dengan Nanang. "Ini, Pak saya kembalikan dompetnya. Saya menyesal," kata kedua pelaku sambil terus melarikan sepeda motor. Negoisasi itu dilancarkan agar mereka tidak ditangkap.
Baca: Inilah 3 Lokasi Dimas Kanjeng Diduga Rahasiakan Uangnya
Nanang tak bergeming, dia terus mengejar pelaku. Karena negoisasi tak berhasil, pelaku berbelok arah di Simpang Tiga Besel, Kelurahan Tunjung. Nanang terus menguntit. Sedangkan Mustakim berhenti sejenak di Simpang Tiga Besel untuk menurunkan istri dan anaknya. Kemudian Mustakim lanjut tanjam gas.
Kejar-kejaran itu terhenti di Desa Binoh setelah pelaku memperlambat laju sepeda motor karena banyak lubang dan polisi tidur. Mustakim menendang motor pelaku. Berhasil, keduanya nyungsep di sawah sedalam 1 meter.
Keributan itu mengundang massa datang. Tanpa ampun, mereka memukuli Ansori dan Alwi, warga Desa Batonaong, Kecamatan Burneh. Nanang yang seorang diri tak mampu mengendalikan massa.
Nanang lalu meminta bantuan lewat handytalky. Bantuan tak kunjung datang sehingga Nanang menerobos massa untuk menarik keluar kedua tersangka. Ansori dan Alwi lalu diamankan di sebuah bengkel untuk menghindari amuk warga. "Jari telunjuk saya yang pernah retak kambuh lagi gara-gara menarik kaus pelaku," ujar Nanang.
Baca: Ratna Sarumpaet Ajak Penantang Ahok Kumpulkan Korban Gusuran
Bantuan polisi datang, kedua pelaku pun langsung dibawa ke kantor polres Bangkalan.
Nanang bertugas di Bangkalan sejak 2003. Empat tahun terakhir dia ditugasi di Satuan Lalu Lintas. Tapi, menangkap penjahat bukan baru pertama dilakukan Nanang.
Menurut dia, bersama rekan-rekannya pernah menangkap bandar narkoba dan dua pelaku pencurian sepeda motor di jalamn akses Suramadu. "Kalau lagi ngejar nggak ada rasa takut, di kepala itu cuma mikir bagaimana cara melumpuhkan," ujar Nanang sambil tersenyum.
Mantap, Pak!
MUSTHOFA BISRI