Kartu ATM ala Dimas Kanjeng dan Upacara Ritual

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 1 Oktober 2016 08:42 WIB

Dimas Kanjeng Taat Pribadi, bersama dengan tumpukan uang. youtube.com

TEMPO.CO, Probolinggo - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo menerima pengaduan salah satu korban penipuan penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Korban mengaku telah menyerahkan mahar uang Rp 1 juta yang dijanjikan akan jadi berlipat ganda jika menuruti ritual penggandaan uang yang disyaratkan. Korban warga Kabupaten Lumajang yang identitasnya dirahasiakan itu menyerahkan sejumlah bukti barang ritual penggandaan uang ke MUI.

Baca: 3 Benda Ini Dipakai Dimas Kanjeng untuk Menipu

Salah satunya adalah kartu ATM yang dianggap bisa jadi alat pencairan uang yang datang secara gaib. “Korban menyebutnya sebagai kartu ATM pencairan,” kata Sekretaris MUI Probolinggo Yasin, Jumat, 30 September 2016.

Kartu ATM tersebut berukuran layaknya kartu ATM bank dengan warna cokelat tua dan bergambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi bersama seorang ulama Timur Tengah. Kartu ATM ini ditukar dengan mahar uang Rp 1,5 juta.

Baca: Terbongkar, 2 Alasan Dimas Kanjeng Habisi 2 Pengikutnya

Tak hanya kartu ATM, korban juga menyerahkan kotak kayu ukuran 30 x 20 sentimeter. “Korban menyebutnya sebagai kotak ATM dapur,” kata Yasin. Kotak ini dianggap sebagai brankas ATM yang di dalamnya akan muncul uang secara gaib. Kotak tersebut dibuat sendiri oleh pengikut Taat tapi ukurannya ditentukan pihak padepokan.

Selain itu, korban menyerahkan jimat yang diletakkan di dalam kotak atau brankas ATM. Jimat tersebut terbungkus plastik berisi dua lembar kertas bertuliskan huruf Arab, minyak wangi, dan uang asli Rp 10 ribu sebagai pemancing uang gaib. Jimat tersebut ditukar dengan mahar uang Rp 500 ribu.

Selain barang untuk ritual penggandaan uang, korban menyerahkan kartu karamah dan pin berlogo santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Kartu karamah dihargai Rp 1 juta dan pin berlogo santri dijual seharga Rp 310 ribu.

Simak lainnya: Dituduh Rayu Jessica Wongso, Ini Pengakuan Krishna Murti

“Kalau memegang kartu karamah ini katanya akan selamat dunia-akhirat,” kata Yasin. Kartu tersebut berwarna cokelat tua dengan gambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang dikeliling gambar sembilan wali atau Wali Sanga.

Atas pengaduan ini, MUI Probolinggo akan berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Probolinggo. “Jika diperlukan, barang-barang ini kami serahkan ke polisi sebagai barang bukti,” ucap Yasin.

Taat Pribadi, 46 tahun, pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, Probolinggo, Jawa Timur, ditangkap polisi karena jadi dalang pembunuhan dua bekas anak buahnya dan melakukan penipuan bermodus penggandaan uang.

Selain Taat, ada sembilan tersangka lain yang ditahan Polda Jawa Timur dan Kepolisian Resor Probolinggo. Sedangkan beberapa orang yang membantu pembunuhan berencana masih ada yang buron.

ISHOMUDDIN


Baca juga:
Ingat Skandal Papa Minta Saham? Nama Novanto Dipulihkan: Aneh Sekali!
Rayuan Bos Polisi ke Jessica Wongso: Kamu Tipe Saya Banget

Berita terkait

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

1 jam lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

4 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

5 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

6 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

7 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

10 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

18 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

20 hari lalu

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.

Baca Selengkapnya

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

23 hari lalu

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.

Baca Selengkapnya

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

24 hari lalu

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.

Baca Selengkapnya