Dimas Kanjeng, Pulpen Laduni, dan Raibnya Ismail  

Reporter

Jumat, 30 September 2016 18:14 WIB

Dimas Kanjeng Taat Pribadi, bersama dengan tumpukan uang. youtube.com

TEMPO.CO, Surabaya - Terungkapnya kasus pembunuhan yang diduga melibatkan pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berawal dari laporan seseorang terkait penipuan penggandaan uang. "Laporan itu masuk September 2015," kata Kasubdit I Ditreskrimum Polda Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Cecep Ibrahim, di Surabaya, Rabu, 28 September 2016.

Menurut Cecep, berdasarkan pengakuan pelapor, Dimas Kanjeng menjanjikan bisa menggandakan uang dengan syarat menyerahkan "mahar" ratusan juta rupiah. Tergiur dengan janji tersebut, pelapor kemudian menyetor uang sebesar Rp 800 juta beserta perhiasan kepada Taat Pribadi. Uang itu dijanjikan akan cair tiap Taat menggelar istighatsah.

Baca Juga
Pesan Terakhir Abdul Gani Sebelum Dihabisi Dimas Kanjeng Cs
Usai Kasus Pembunuhan, Dimas Kanjeng Kini Tersangka Penipuan


Namun setelah menyetor mahar, tiap Dimas Kanjeng menggelar istighatsah, uang yang dijanjikan tak kunjung cair. Bila ditagih, Dimas Kanjeng berdalih diundur. "Sampai 4 tahun menunggu uang pelapor pun tidak cair," Cecep. Cecep menyebut pelapor tersebut bernama Prayitno, warga Jember, yang diakui DImas Kanjeng sebagai penasihat padepokannya.

Dari laporan Prayitno itu, kata Cecep, polisi memperoleh barang bukti berupa kuitansi senilai Rp 800 juta, bolpoin laduni, ATM yang bertuliskan aksara arab, dan beberapa kantong perhiasan yang menyerupai emas. Di kuitansi itu tercantum penerima atas nama Ismail Hidayah. Laduni adalah bolpoin ajaib yang disebut-sebut bisa membuat pemakainya bisa menulis dan bicara dalam tujuh bahasa.

Ismail kemudian dipanggil penyidik. Namun dua kali dipanggil tidak hadir. "Setelah ditelusuri di rumah Ismail di Probolinggo, ternyata istri Ismail melapor kehilangan suaminya," kata dia. Ismail belakangan diketahui ditemukan tewas, diduga dibunuh pengikut Dimas Kanjeng. Untuk menghilangkan jejak, mayat Ismail dibuang di wilayah Situbondo. Ismail tak lain adalah koordinator Pedepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Baca Juga
Rayuan Bos Polisi ke Jessica Wongso: Kamu Tipe Saya Banget
Dituduh Selingkuh & Lady Evil, Ibu Kiswinar Laporkan Mario


Selain Prayitno, penyidik juga menerima laporan penipuan dari dua pelapor lain. Mereka masing-masih menyetor uang senilai Rp 1,5 miliar dan Rp 800 juta. "Jadi total laporan penipuan yang masuk ada tiga. Tapi satu laporan sudah diselesaikan dengan surat pernyataan tapi laporan itu belum dicabut pelapor."

Untuk mengungkap kasus penipuan tersebut, penyidik melakukan pemeriksaan lanjutan kepada Taat Pribadi di ruang Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur. Kepada wartawan sebelum masuk ruang penyidik, Dimas Kanjeng menyatakan akan mengambalikan uang yang sudah disetorkan kapadanya. "Jangan khawatir saya akan kembalikan," kata dia.

Polisi menangkap Taat di padepokanya di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Gading, Kabupaten Probolinggo, Kamis, 22 September 2016. Taat ditangkap karena diduga sebagai otak perencana pembunuhan dua pengikutnya, Abdul Ghani dan Ismail Hidayah.

NUR HADI

Baca Juga
Terbongkar, 2 Alasan Dimas Kanjeng Habisi 2 Pengikutnya
Heboh, Videotron di Kebayoran Baru Tayangkan Film Porno

Berita terkait

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

1 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

2 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

3 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

7 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

14 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

17 hari lalu

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.

Baca Selengkapnya

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

19 hari lalu

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.

Baca Selengkapnya

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

20 hari lalu

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

25 hari lalu

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.

Baca Selengkapnya