Komnas HAM: Rekomendasi Penyelesaian Kasus 1965 Ada di Presiden

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 22 September 2016 20:15 WIB

Ketua Komnas HAM, M. Imdadun Rahmat. TEMPO/Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional untuk HAM (Komnas HAM) Imdadun Rahmat membenarkan bahwa rekomendasi penyelesaian perkara 1965 sudah sampai ke Presiden Joko Widodo. Namun, ia mengaku tidak mengetahui bentuk akhir rumusan rekomendasi tersebut. "Karena itu bukan hasil bersama, kami tak tahu. Bunyinya seperti apa, saya tak tahu," ujar Imdadun saat ditemui di Kompleks Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Kamis, 22 September 2016.

Menurut Imdadun, rekomendasi akhir yang diserahkan ke Jokowi dirumuskan sepihak oleh tim ahli yang ditunjuk Menkopolhukam. Tim ahli itu terdiri atas sejumlah akademikus. Tim bentukan mantan Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan itu, kata Imdadun, tidak melibatkan tim awal yang dibentuk pemerintah untuk menyelesaikan perkara 1965.

Tim awal yang dimaksud Imdadun terdiri atas Menkopolhukam, Komnas HAM, Kepala Polri, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Panglima TNI, Menteri Hukum dan HAM, serta jaksa agung. Hasil rembukan tim awal ini berujung pada pelaksanaan simposium “Membedah Tragedi 1965 dari Sudut Pandang Kesejarahan”, yang dilaksanakan di Hotel Arya Duta, pada April lalu.

Setelah simposium itu, sekelompok purnawirawan militer dan sejumlah organisasi masyarakat mengadakan simposium tandingan pada awal Juni 2016. Simposium tandingan itu juga menghasilkan sejumlah rekomendasi.

"Tim ahli bentukan Pak Luhut juga mengambil sumber dari simposium tandingan," kata Imdadun. "Lalu bahannya diambil, digabungkan, dan dinilai dari kacamata tim ahli (bentukan Luhut). Ini di luar kerja sama tujuh lembaga tadi."

Komnas HAM, Imdadun mengatakan, sempat diundang untuk memberi opini terhadap rekomendasi rumusan tim ahli yang berisi sejumlah akademikus tersebut. Dia tak menampik bahwa pihaknya sempat berbeda pendapat mengenai isi rumusan tersebut. "Kami sempat memberi masukan, tapi tak tahu apakah selanjutnya ada perubahan (sebelum dibawa ke Jokowi)."

Meskipun perumusan hasil dua rekomendasi simposium 1965 dilakukan pada era Luhut, Imdadun mengatakan hasil rumusan tim ahli sampai ke Presiden saat Menkopolhukam sudah dijabat Wiranto. Wiranto belum bersedia berkomentar.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

2 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

20 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

47 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

52 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

53 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

58 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

7 Maret 2024

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya