Perwira Angkatan Laut Se-Asia Pasifik Bahas Hukum Perang
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Senin, 19 September 2016 23:05 WIB
TEMPO.CO, Surabaya –Surabaya menjadi tuan rumah dalam acara workshop berskala international yang membahas Hukum Konflik Bersenjata di Laut yang diikuti perwira Angkatan Laut se-Asia Pasifik.
Wakil Ketua Staf Angkatan Laut (Wakasal), Arie Sembiring mengungkapkan alasan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, yakni dinilai mampu menjembatani perdamaian di kawasan Asia Pasifik.
“Mereka percaya Indonesia memiliki komitmen,” kata Arie Sembiring di acara pembukaan workshop tersebut di Hotel Bumi, Senin 19 September 2016.
Acara yang digelar selama lima hari mulai 19 hingga 23 September 2016, merupakan kerja sama antara Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut. Arie mengatakan, tujuan diselenggarakan acara tersebut ialah untuk memfasilitasi dialog operasional tentang isu-isu keamanan maritim, terutama terkait hukum perang di laut.
“Jadi konflik bersenjata di laut itu ada aturannya, dan hal tersebut kami diskusikan dalam acara ini,” ujar Arie.
Workshop yang terselenggara di Hotel Bumi tersebut diikuti 37 orang perwira senior angkatan laut dari berbagai negara. Topik yang akan dibahas diantaranya adalah operasi keamanan maritim yang berada di ambang batas konflik bersenjata, seperti kontra pembajakan di laut, penyelamatan dan pemindahan orang-orang di laut.
“Harapannya setiap negara tahu aturan-aturan dalam menggunakan senjata di laut,” kata Arie.
Kepala Delegasi Regional ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste, Christoph Sutter menuturkan sengketa maritim dan teritorial cukup mengemuka di kawasan Asia-Pasifik. Hal tersebut dapat memicu bentrokan di laut kawasan Asia-Pasifik yang memiliki rute perdagangan tersibuk di dunia.
“Melalui kegiatan ini, ICRC ingin berbagi pengetahuan mengenai hukum perang di laut,” kata Christoph Sutter pada kesempatan yang sama.
JAYANTARA MAHAYU | NIEKE INDRIETTA