Tanah Longsor Timbun Lima Rumah di Pacitan  

Reporter

Jumat, 16 September 2016 12:35 WIB

Ilustrasi longsor. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan mencatat lima rumah di Desa Gawang dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, rusak tertimbun tanah longsor. Dua di antaranya rusak total dan tiga lainnya rusak sedang. “Ini hasil pendataan sementara, bisa jadi bertambah,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD setempat, Pujono, saat dihubungi Tempo, Jumat, 16 September 2016.

Tanah longsor terjadi pada Kamis malam, 15 September 2016. Bencana alam itu berlangsung ketika hujan deras mengguyur sebagian wilayah Pacitan sekitar sepuluh jam hingga dinihari tadi. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa itu. Namun, satu keluarga di Desa Sidomulyo harus mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena dampak tanah longsor.

Selain mengakibatkan kerusakan rumah, tanah longsor menutup sejumlah akses jalan di wilayah Kecamatan Kebonagung. Kondisi paling parah, Pujono menuturkan, terjadi di Jalan Lintas Selatan ruas Pacitan–Hadiwarno, tepatnya masuk Desa Gawang.

Hingga menjelang siang, ia melanjutkan, akses transportasi di jalur itu masih lumpuh. Material longsor berupa tanah dan batu dari tebing di samping jalan menutup jalan dengan panjang sekitar seratus meter dengan ketebalan sekitar 20-30 sentimeter. “Ketebalannya bervariasi.”

Untuk membuka kembali akses transportasi, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V di Pacitan mengirimkan sejumlah alat berat. “Sekarang evakuasi masih dilakukan termasuk di jalan kabupaten," ujar Pujono. Jalan kabupaten yang tertimbun longsor ada beberapa titik, salah satunya penghubung Desa Karangnongko–Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung.

Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Tri Mudjiharto mengatakan proses evakuasi tanah longsor di jalan raya dilaksanakan pagi tadi. Malam harinya, tim teknis dari instansi terkait kesulitan menjangkau kawasan itu karena terhalang beberapa tiang listrik yang tumbang berbarengan dengan tanah longsor. “Petugas PLN terlebih dulu memastikan tidak ada aliran listrik.”

Bencana serupa, kata Tri, masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari mendatang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan badai La Nina yang sudah terdeteksi sejak awal Agustus lalu bakal berlangsung hingga Oktober.

Dia berharap agar warga meningkatkan kewaspadaan karena hujan tidak dapat diprediksi. “Sepekan lalu hujan deras juga menyebabkan tanah longsor dan banjir. Setelah itu panas dan semalam hujan deras lagi,’’ kata Tri.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Guru Besar Unpad Rekam Suara Bumi dengan AI untuk Peringatan Dini Longsor dan Gempa Bumi

5 hari lalu

Guru Besar Unpad Rekam Suara Bumi dengan AI untuk Peringatan Dini Longsor dan Gempa Bumi

Guru besar geofisika Unpad Yudi Rosandi merekam getaran pada permukaan bumi di sejumlah tempat yang kemudian diolah dengan AI.

Baca Selengkapnya

Longsor Tembok Perumahan di Kota Cimahi, Ini Kata Peneliti BRIN

26 hari lalu

Longsor Tembok Perumahan di Kota Cimahi, Ini Kata Peneliti BRIN

Longsor terjadi karena penanganan lereng yang kurang sesuai dengan standar.

Baca Selengkapnya

Dinding Tanah Perumahan Longsor Timpa Perumahan Lain di Cimahi, 2 Anak Jadi Korban

27 hari lalu

Dinding Tanah Perumahan Longsor Timpa Perumahan Lain di Cimahi, 2 Anak Jadi Korban

Total 12 rumah menjadi korban dan harus dikosongkan sementara pengembang dan dinas terkait mencari cara mengatasi bencana longsor tersebut.

Baca Selengkapnya

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

34 hari lalu

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

Artikel ihwal fitur peninjau potensi longsor yang dikembangkan peneliti BRIN masuk dalam jajaran Top 3 Tekno, Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

35 hari lalu

Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

Model dinilai cukup baik dalam memprediksi kestabilan lereng akibat hujan secara spasial untuk area rawan longsor.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Korban Longsor Tambang Emas di Solok: 12 Meninggal, Dua dalam Pencarian

38 hari lalu

Data Terbaru Korban Longsor Tambang Emas di Solok: 12 Meninggal, Dua dalam Pencarian

Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Sabtu 28 September 2024, memperbarui data korban longsor di Solok menjadi 25 orang.

Baca Selengkapnya

Cerita Keluarga di Posko Pencarian Korban Longsor: "Kami Tahu Dia Menambang Emas di Solok"

38 hari lalu

Cerita Keluarga di Posko Pencarian Korban Longsor: "Kami Tahu Dia Menambang Emas di Solok"

Hasran Basrial, warga Kabupaten Solok Selatan, mengetahui cukup lama bahwa ponakannya bekerja menambang emas.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Tertimbun Longsor di Tambang Emas Solok Masih Berjalan, Data Korban Berubah

38 hari lalu

Evakuasi Warga Tertimbun Longsor di Tambang Emas Solok Masih Berjalan, Data Korban Berubah

Proses evakuasi korban longsor dari tambang emas di Kecamatan Hiliran Gumanti, Solok terus berjalan. Data terbaru, korban meninggal 11 orang.

Baca Selengkapnya

Pencarian Korban Longsor Tambang Ilegal di Kabupaten Solok Dibayangi Hujan Petir

39 hari lalu

Pencarian Korban Longsor Tambang Ilegal di Kabupaten Solok Dibayangi Hujan Petir

Longsor terjadi setelah hujan deras melanda kawasan tambang ilegal.

Baca Selengkapnya

Hujan Dua Hari Mengakibatkan Banjir dan Longsor di Kabupaten Bandung

55 hari lalu

Hujan Dua Hari Mengakibatkan Banjir dan Longsor di Kabupaten Bandung

Sebanyak 50 rumah yang dihuni 60 keluarga atau 180 orang terendam banjir hingga ketinggian 120 sentimeter di Kampung Bojong Salak.

Baca Selengkapnya