Kasus Obat Palsu, IDI dan YLKI Desak Penguatan BPOM  

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 10 September 2016 17:56 WIB

Petugas kepolisian merilis barang bukti kasus obat kadaluarsa di Polda Metro Jaya, Jakarta, 5 September 2016. Polisi berhasil membongkar peredaran obat kedaluwarsa dan kosmetik palsu di salah satu toko obat yang beroperasi di wilayah Pramuka, Jakarta Timur yang dijual kembali ke pasaran dengan kemasan baru dan mengubah tahun kadaluwarsa obat. M IQBAL ICHSAN/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Daeng Mohammad Faqih menilai titik penting pengusutan kasus pemalsuan obat adalah pada aspek pengawasan dan penindakan.

Pihaknya meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk memperketat pengawasan bahan baku obat dari impor. “Pengawasan sektor hulu perlu diawasi ketat,” kata Faqih di Jakarta, Sabtu, 10 September 2016.

Menurut Faqih, belum ada peraturan tegas yang mengatur perihal peredaran bahan baku obat. Ini dibutuhkan agar obat bisa diperoleh siapa pun dengan mudah. Dia menambahkan, kasus pemalsuan obat di Balaraja, Tangerang, bisa sebagai pintu masuk untuk membongkar lebih luas pemalsuan dan peredaran obat ilegal.

Faqih menyarankan BPOM perlu menguatkan koordinasi mulai sektor hulu. Ini dilakukan dengan menggandeng dinas kesehatan untuk melaporkan setiap peredaran obat. Sebab, BPOM tidak mungkin harus mendatangi seluruh klinik dan rumah sakit untuk mengecek peredaran obat di sana.

Faqih menyebutkan negara sudah memiliki instrumen untuk menjerat para pelaku pemalsuan obat. Instrumen yang ada tinggal dikuatkan. Misalnya, BPOM terus melanjutkan kerja satuan tugas bersama polisi dan Kementerian Kesehatan untuk mengusut kasus pemalsuan obat dan peredaran obat ilegal.

Ketua Bidang Pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sularsih mengatakan penegakan hukum bagi kasus pemalsuan obat harus dimulai dengan menangkap aktor di sektor hulu. Namun, untuk mencapai ke arah itu diperlukan koordinasi kuat antara BPOM, Kementerian Kesehatan, dan polisi.

Di samping itu, pihak perusahaan farmasi yang merasa produknya dipalsukan juga harus segera melaporkan. Laporan itu akan menjadi temuan awal untuk ditindaklanjuti satuan tugas yang telah dibentuk tiga instansi tadi.

Bahkan jika perlu, YLKI mendorong Badan Intelijen Negara untuk masuk mencari jaringan pemalsuan obat. Sebab, BPOM tidak memiliki kemampuan untuk mengungkap jaringan yang terstruktur dan sistematis itu.

Sedangkan apabila pelaku atau distributor obat ilegal ditemukan, harus ada upaya pemblokiran (black list) terhadap mereka.

Sularsih menilai langkah itu bisa dilakukan seperti kejahatan di sektor perbankan dengan sistem black list. Terakhir adalah mengedukasi masyarakat mengenai cara memilih obat yang benar.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

1 Agustus 2021

Puan Maharani Minta Polri Tindak Tegas Mafia Obat Covid-19

Puan Maharani mengutuk praktik mafia obat, terlebih untuk obat terapi Covid-19. Meminta mereka ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

27 November 2019

Bantah Terawan, YLKI Sebut Harga Obat Mahal karena Mafia Impor

YLKI menilai rencana Menkes Terawan Agus Putranto untuk mengambil alih perizinan obat tidak bakal mampu menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

11 Januari 2018

Diancam Mafia, Nyawa Conor McGregor Dihargai Rp 14,3 Miliar

Bintang MMA dari UFC yang namanya sedang berkibar, Conor McGregor, dikabarkan sedang terlibat masalah dengan mafia Irlandia dan diancam untuk dibunuh.

Baca Selengkapnya

Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

25 Mei 2016

Ingin Harga Obat Murah, KPPU Gandeng UNDP  

KPPU menggandeng UNDP agar masyarakat lebih mudah mengakses obat murah.

Baca Selengkapnya

Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

9 Februari 2016

Tak Pernah Terjadi, Pemenang Lelang Obat Dibatalkan LKPP

Pelaku industri farmasi mempertanyakan akuntabilitas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang membatalkan pemenang lelang obat

Baca Selengkapnya

Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

8 Januari 2016

Obat di Indonesia Termahal di ASEAN, Ini Dalih Menkes

Menteri Nila Moeloek mengatakan, obat-obatan paten tertentu seperti obat kanker mahal karena masih dibuat perusahaan farmasi asing.

Baca Selengkapnya

KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

15 Desember 2015

KPPU: Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN  

KPU menyebutkan harga obat di Indonesia termasuk salah satu yang termahal dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

15 Desember 2015

Tekan Harga Obat di Indonesia, Ini Usul KPPU  

KPPU mengusulkan pemerintah mengambil sejumlah langkah untuk menekan harga obat di Indonesia yang selama ini tergolong termahal di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

13 November 2015

Ini Surat Edaran Perhimpunan Dokter Tanggapi Suap Farmasi  

Investigasi Tempo menemukan sebanyak 2.125 dokter diduga menerima suap hingga Rp 131 miliar dari perusahaan farmasi.

Baca Selengkapnya

Marak Suap Dokter, Ini Imbauan Perhimpunan Dokter Paru  

13 November 2015

Marak Suap Dokter, Ini Imbauan Perhimpunan Dokter Paru  

Kabar maraknya kasus suap dokter mendorong Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengeluarkan imbauan untuk semua dokter paru di Indonesia.

Baca Selengkapnya