Pemerintah Terus Beri Pendampingan kepada Sandera dan Keluarga

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 5 September 2016 11:31 WIB

Polisi Filipina mengawal sandera Indonesia Muhammad Sofyan yang berhasil melarikan diri dari sekapan militan Abu Sayyaf, di Jolo, Sulu, Filipina selatan 17 Agustus 2016. Sofyan merupakan satu dari tujuh awak kapal Charles 001 yang disandera sejak 21 Juni lalu. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Muhammad Iqbal memastikan pendampingan psikologis terhadap keluarga setiap warga Indonesia yang disandera di Filipina tetap berjalan. Pendampingan tersebut juga ditujukan pada para sandera yang sudah bebas.

"Prosedur standar kita, ada pendampingan psikologis buat keluarga dan sandera setelah bebas. Ini kita berikan bukan hanya untuk awak TB Charles, tapi juga yang lainnya," ujar Iqbal saat dikonfirmasi, Senin, 5 September 2016.

Baca:
Sandera Abu Sayyaf Tak Kunjung Pulang, Sang Ayah Jatuh Sakit
Keluarga Sebut Sandera WNI Belum Pulang, Ini Penjelasan Kementerian Luar Negeri
Menteri Retno Pastikan Sandera di Filipina dalam Kondisi Baik

Iqbal mengatakan pihaknya selalu menjelaskan pada keluarga korban bahwa proses pembebasan di tiap kasus berbeda satu sama lain. "Pastinya akan ada diskusi tentang perkembangan kondisi sandera, juga perkembangan dari jalur diplomasi dan persuasi yang kami bangun," tuturnya.

Seusai bebasnya M. Sofyan dan Ismail, awak kapal Charles 001 yang disandera sejak 21 Juni lalu, masih ada sembilan WNI yang dinyatakan sebagai sandera. Jumlah itu terdiri atas lima rekan Sofyan dan Ismail, dan empat WNI dari dua kasus penculikan di perairan Sabah, Malaysia, dalam kurun Juli-Agustus 2016.

Belum ada kabar terbaru dari Tim Crisis Center yang dibentuk pemerintah untuk mengatasi kasus penyanderaan dan pengamanan di wilayah laut yang rawan. Dipimpin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, tim itu beranggotakan Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Panglima TNI, Kepala Badan Intelijen Pertahanan, dan sejumlah petinggi lembaga negara lain.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

3 jam lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

5 jam lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

7 jam lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

2 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

6 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

6 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

7 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

10 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

10 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya