Sempat Telantar di Arab, Yanti TKI Asal Purwakarta Meninggal

Reporter

Sabtu, 3 September 2016 08:36 WIB

Puluhan calon TKW ilegal, yang hendak berangkat ke Arab Saudi, diamankan BNP2TKI di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Purwakarta - Yanti binti Taslim, 34 tahun, tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Arab Saudi, meninggal di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, 1 September 2016, setelah hampir sepekan tiba kembali di Tanah Air. TKI asal Kampung Tanjung Garut, Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Jawa Barat, itu sempat terkatung-katung di Saudi Arabia karena masa tinggal habis dan menderita hepatitis C.

Kepala Desa Cijunti, Toha, saat dihubungi Tempo, Jumat, 2 September 2016, mengatakan Yanti dipulangkan dari Saudi Arabia, Sabtu, 27 Agustus 2016. Karena kondisi kesehatannya, Yanti tidak langsung dibawa ke kampung halamannya melainkan dirawat di RS Polri. Selama menjalani perawatan, kondisi kesehatan Yanti semakin memburuk.

Jasad Yanti sampai di rumah duka pada Jumat dinihari, 2 September 2016. "Jasadnya kami kebumikan jam 10.00, di kompleks pemakaman desa," ujar Toha.

Keluarga besar almarhum merasa kehilangan, karena Yanti pulang ke rumah sudah jadi layon. Namun, dibalik kesedihan itu, ujar Toha, keluarga besar Yanti juga merasa bersyukur. Meski harus pulang hanya jasadnya saja, almarhumah bisa dimakamkan di kampung halamannya, tidak di Arab Saudi.

"Kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati Dedi Mulyadi yang sudah membayar semua biaya perawatan, denda, dan ongkos kepulangan Yanti dari Saudi Arabia ke Tanah Air," kata Ida, ibu almarhumah Yanti.

Yanti berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi untuk kali kedua pada medio 2009 dengan menggunakan KTP luar Purwakarta. Itu dilakukan Yanti karena Pemerintah Kabupaten Purwakarta sudah menutup rapat pengiriman TKI ke Arab sejak 2008.

Nasib Yanti diketahui Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada awal Agustus 2016 dari penggiat Migran Care di Jeddah, Shanti Ayu Ardhani. Yanti kena razia petugas keimigrasian Saudi Arabia karena masa tinggalnya sudah habis dan terkena penyakit hepatitis C setelah melahirkan sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Dedi menghubungi Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dan Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Fadhly Ahmad, untuk mengupayakan pemulangan Yanti. Namun, Yanti baru boleh pulang ke Indonesia dengan syarat membayar denda dan biaya perawatan rumah sakit.

Seluruh biaya itu dibayar Dedi dengan uang pribadinya sebab tak ada alokasi dana di APBD Purwakarta. "Kami senang bisa membawa Yanti pulang ke Indonesia meski akhirnya harus meninggal dunia. Itu mungkin sudah menjadi takdirnya," ujar Dedi.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

12 Juni 2023

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

TKI ilegal itu tidak terima gaji selama 3 bulan dengan gaji per bulan 1.500RM.

Baca Selengkapnya

Kritik ATM Beras, Dedi Mulyadi: Mestinya Kementan Libatkan Bulog

28 April 2020

Kritik ATM Beras, Dedi Mulyadi: Mestinya Kementan Libatkan Bulog

Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi mengkritik program ATM beras yang dicanangkan Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Minta Ridwan Kamil Setop Sementara Operasi Bus AKDP

29 Maret 2020

Dedi Mulyadi Minta Ridwan Kamil Setop Sementara Operasi Bus AKDP

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta Gubernur Jabar Ridwan Kamil menghentikan sementara operasional bus AKDP.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Siap Mundur dari AKD Demi Kompromi Airlangga-Bamsoet

25 November 2019

Dedi Mulyadi Siap Mundur dari AKD Demi Kompromi Airlangga-Bamsoet

Sebagai pendukung Airlangga Hartarto, Dedi Mulyadi mengaku siap mundur dari Wakil Ketua Komisi IV DPR untuk mengakomodir kubu Bamsoet.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Sebut Munas Sering Jadi Pangkal Perpecahan Golkar

13 Juli 2019

Dedi Mulyadi Sebut Munas Sering Jadi Pangkal Perpecahan Golkar

Dedi Mulyadi mengatakan Munas Golkar sering menjadi pangkal perpecahan partai berlambang beringin itu.

Baca Selengkapnya

Kubu Airlangga Klaim Kantongi 400 Dukungan untuk Munas Golkar

8 Juli 2019

Kubu Airlangga Klaim Kantongi 400 Dukungan untuk Munas Golkar

Yorrys juga mengklaim Bambang Soesatyo mengantongi 400 lebih dukungan dari DPD I, DPD II, dan ormas Golkar sebagai tiket maju ke Munas Golkar.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Pencopotan Ketua DPD Golkar Cirebon

6 Juli 2019

Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Pencopotan Ketua DPD Golkar Cirebon

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Diperkirakan Lolos ke Senayan

30 April 2019

Dedi Mulyadi Diperkirakan Lolos ke Senayan

Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi diproyeksikan lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024.

Baca Selengkapnya

Dedi Mulyadi Minta Kader Golkar Jawa Barat Tak Meniru Bowo Sidik

10 April 2019

Dedi Mulyadi Minta Kader Golkar Jawa Barat Tak Meniru Bowo Sidik

Golkar Jawa Barat mengirimkan surat edaran untuk menghindari politik uang sebagaimana kasus yang dialami Bowo Sidik.

Baca Selengkapnya

Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Jabar Disambut Kotoran Kampret di Bekasi

27 Maret 2019

Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Jabar Disambut Kotoran Kampret di Bekasi

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) wilayah Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disambut kotoran kampret atau kelelawar saat mengunjungi Gedung Juang Bekasi.

Baca Selengkapnya