Kelompok Ini Pesimistis Industri Perikanan Sesuai Inpres

Reporter

Editor

Elik Susanto

Jumat, 2 September 2016 23:01 WIB

Nelayan dari berbagai Daerah di Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Nasional Masyarakat Perikanan Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di Depan Istana Negara, Jakarta, 6 April 2016. Mereka mendesak agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dari jabatannya. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Perikanan Nusantara pesimistis terhadap komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Pasalnya, Instruksi Presiden Joko Widodo soal percepatan pembangunan industri perikanan nasional akan dijalankan sengan baik oleh Menteri Susi.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara, Ono Surono, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional pada 22 Agustus 2016. Dalam peraturan itu, kata dia, Presiden meminta Menteri Kelautan dan Perikanan mengevaluasi peraturan perundang-undangan yang menghambat pengembangan perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, serta pemasaran dalam negeri dan ekspor.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga diminta untuk menyusun roadmap, bagaimana meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya, serta membangun sarana dan prasarana. Berikutnya adalah Menteri Susi diminta menyederhanakan dan mempercepat perizinan.

"Akan tetapi Instruksi Presiden tersebut terindikasi tidak akan dilaksanakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti," kata Ono Surono melalui siaran persnya yang diterima Tempo, Jumat, 2 September 2016.

Ono mengatakan, kekhawatirannya ini tergambar dari Acara Sosialisasi Inpres dan diskusi yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Rabu, 31 Agustus. Pada acara tersebut, ujar Ono, stakeholder hanya diberikan pemaparan tentang keberhasilan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Data-data yang diperlihatkan kepada peserta diskusi cenderung hasil rekayasa. "Sehingga seakan-akan produksi perikanan tangkap dan ekspor menunjukkan kenaikan," ujarnya. Padahal, lanjut Ono, angka yang disajikan adalah angka tahun 2012-2015 yang faktanya terjadi penurunan angka produksi dan ekspor di tahun 2015. Volume ekspor turun 20 persen dan nilainya turun 15 persen.

Ono menjelaskan, pada saat diskusi berlangsung, Menteri Susi lebih melayani perdebatan dengan stakeholder tentang aturan perundang-undangan yang selama ini dianggap bermasalah. Menurut dia, Susi juga menantang stakeholder untuk melakukan gugatan hukum terhadap kebijakan yang diambilnya.

"Menjelang akhir acara, situasi semakin ramai karena banyak stakeholder yang meminta waktu untuk berbicara, tetapi menteri mengakhiri acara tersebut tanpa ada penutupan yang baik," ujar Ono yang juga anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat. "Menteri keluar ruangan begitu saja."

Ono mengatakan Menteri Susi seharusnya menyampaikan tentang rencana evaluasi dan langkah lainnya seperti dalam Inpres, lalu mendiskusikannya. Susi, kata dia, juga harus menerima dan menampung pendapat dari stakeholder.

Menteri Susi belum dapat dikonfirmasi penilaian Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusnatara. Namun, sebelumnya, Menteri Susi menjelaskan bahwa potensi ikan di perairan Indonesia mencapai 400 ribu ton. Sayangnya ikan tersebut tak semua dikonsumsi dan diolah masyarakat. "Banyak pencuri," kata Susi di kantornya, Jakarta, Jumat, 26 Agustus 2016.

Dalam enam bulan terakhir, menurut Susi, sebanyak 60 kapal asing ditangkap, lima di antaranya ditangkap di luar Kepulauan Riau. Banyak ikan segar yang diekspor tanpa terdata pemerintah. "Banyak sekali pelabuhan tikus, ekspor ikan mentah fresh banyak tidak tercatat," kata dia.

Susi mengatakan, ikan segar lebih banyak ditangkap di wilayah perbatasan. Di wilayah tersebut, kesempatan untuk menjual ikan ke luar negeri lebih besar. Kondisi ini diperparah oleh masuknya barang selundupan setelah nelayan menjual ikannya. "Rokok, miras, sampai narkoba," kata Susi.

Susi pun menargetkan bisa mendata ikan segar yang diekspor secara ilegal. "Kami berencana melarang pelabuhan tangkahan untuk ekspor langsung," kata Menteri Susi.

REZKI ALVIONITASARI | VINDRY FLORENTIN



Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

2 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

5 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

13 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

23 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

24 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

36 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

37 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

37 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

43 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya