Calon ketua umum Partai Golkar Syahrul Yasin Limpo sebelum melakukan jumpa pers terkait dirinya di Jakarta, 8 Mei 2016. Jumpa pers tersebut menanggapai Partai Golkar yang tetap meloloskan Syahrul Yasin Limpo untuk bersaing dalam bursa pemilihan ketua umum meski tidak membayar iuran sebesar Rp1 miliar untuk penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Makassar - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan ia sedang didekati tiga partai politik tak lama setelah didicopot dari jabatannya sebagai Ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan. "Tapi tidak mudah menyatakan ‘ya’," katanya di kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis, 1 September 2016.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar mencopot Syahrul saat partai beringin sedang mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Sulawesi Selatan. Golkar pusat menunjuk Nurdin Halid sebagai pelaksana tugas Ketua Golkar Sulawesi Selatan.
Tiga partai yang menawarinya bergabung ialah Partai NasDem melalui ketuanya, Surya Paloh, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Partai Amanat Nasional. "Tapi saya lebih enjoy dulu mengurus pemerintahan."
Syahrul mengaku sudah tidak tertarik membahas masalah pencopotannya oleh Golkar. Dia mengatakan keputusan pengurus pusat adalah jalan terbaik baginya agar fokus mengurus pemerintahan. "Saya senang karena punya banyak waktu mengurus kepentingan masyarakat Sulawesi Selatan," ujarnya.
Meski begitu, dia mengatakan seharusnya pergantian kepemimpinan dilakukan melalui proses dan cara-cara yang baik. Proses itu, ujar Syahrul, harus tetap melihat martabat dan harga diri. "Saya orang Bugis-Makassar yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat dibanding jabatan," ucapnya.
Syahrul menuturkan kariernya sebagai pemimpin di birokrasi, dari tingkat kelurahan, tak pernah ditinggalkan dengan cara yang tidak benar. "Karena saya tidak ingin meninggalkan ulat-ulat di atas pohon yang akan menciptakan kondisi tidak baik nanti."
Wakil Ketua Golkar Sulawesi Selatan Mohammad Roem mengatakan penunjukan pelaksana tugas Ketua Golkar Sulawesi Selatan tidak akan mempengaruhi kinerja partai. Dia mengatakan kader Golkar tetap solid menyelenggarakan musda. "Jadwal musda akan dibicarakan kembali setelah Pak Nurdin resmi mengendalikan partai ini," ucapnya.
Roem mengatakan pergantian Ketua Golkar Sulawesi Selatan dilakukan karena pengurus pusat tidak memperpanjang masa kepengurusan Syahrul yang sudah selesai. Awalnya Musda Golkar dijadwalkan digelar pada Rabu, 31 Agustus lalu, tapi akhirnya diundurkan.