Lawan Virus DBD, Nyamuk Ini Justru Disebar di Yogyakarta

Reporter

Rabu, 31 Agustus 2016 23:03 WIB

TEMPO/Dimas Aryo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim peneliti Eliminate Dengue Project Yogya dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Yayasan Tahija menambah penyebaran nyamuk pengendali demam berdarah di Kota Yogyakarta. Nyamuk ini disebut Aedes Aegypti ber-Wolbachia.

Virus Demam Berdarah Dengue merupakan persoalan serius bagi Kota Yogyakarta. Data Dinas Kesehatan Yogyakarta menunjukkan pada Januari-Juni 2016 terdapat 623 orang terkena virus DBD. Sedangkan, pada periode Januari-Desember 2015 terdapat 943 orang yang terkena virus DBD.

Peneliti Eliminate Dengue Project Yogya dari Fakultas Kedokteran UGM, Bekti Andari, mengatakan timnya telah menitipkan telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia kepada penduduk Kelurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Rabu, 31 Agustus 2016.

Setiap ember plastik itu berisikan 100 ekor nyamuk berWolbachia, yang terdiri dari telur nyamuk jantan dan betina. “Ada 273 rumah tangga yang bersedia untuk dititipi telur nyamuk pengendali DBD,” kata Bekti, Rabu, 31 Agustus 2016.

Menurut Bekti, di pinggir ember berdiameter 20 sentimeter itu terdapat lubang kecil sebagai jalan bagi nyamuk untuk keluar dari ember. Ember berisi telur nyamuk, air, dan pakan ikan sebagai stimulan telur menjadi nyamuk diletakkan di pekarangan penduduk. Mereka ada yang meletakkan di bawah pohon. Untuk menjadi nyamuk, kata Bekti setidaknya perlu waktu dua pekan.

Selain Kelurahan Tegalrejo, Tim Eliminate Dengue Project juga telah menitipkan telur nyamuk itu kepada penduduk yang tinggal di Kelurahan Wirobrajan. Pada Agustus 2016 hingga pertengahan 2017, tim UGM akan menitipkan 6 ribu telur nyamuk pengendali Demam Berdarah itu.

Sebelumnya, tim juga melakukan hal yang sama di Kabupaten Sleman dan Bantul. Dari hasil pengamatan tim, di Bantul dan Sleman, penyebaran nyamuk ber-Wolbachia itu mampu melindungi penduduk dari DBD.

Wolbachia merupakan bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda. Ketika nyamuk pengendali ini kawin dengan nyamuk Aedes aegypti maka telur yang dihasilkan tidak lagi membawa virus Demam Berdarah Dengue atau DBD. Nyamuk ber- Wolbachia mampu berkembang biak dan bertahan secara alami. Model pengendalian DBD menggunakan nyamuk jenis ini telah direkomendasikan badan kesehatan dunia atau WHO sejak Maret 2016.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Tahija, dr Sjakon Tahija, mengatakan penelitian Wolbachia juga bisa dikembangkan untuk memberikan harapan pada penyakit yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti, seperti virus Zika dan Chikungunya di tingkat nasional maupun global. “Kami berkomitmen menyelesaikan peneletian sebagai bagian dari filantropi keluarga,” kata dia.

SHINTA MAHARANI


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

7 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

7 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

11 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

13 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

13 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

14 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

16 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

23 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

23 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya