Menikmati Banjir Rob di Atas Rumah Terapung

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 30 Agustus 2016 23:02 WIB

Sejumlah barang belum sempat diselamatkan oleh pemiliknya saat genangan rob merendam rumah warga di Kelurahan Trimulyo, Semarang, 31 Mei 2016. Banjir air laut atau rob ini menggenangi ratusan rumah di dua RW di Kelurahan Trimulyo, Semarang. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Penduduk berkerumun menonton pekerja menyelesaikan pembuatan penyangga bangunan dari besi yang sedang dicor dengan semen. Struktur kerangka besi itu disangga tumpukan gabus putih (Styrofoam) sehingga mengapung di tengah lahan permukiman yang kini berubah menjadi rawa.


“Ini uji coba tehknologi. Jika berhasil bisa diterapkan Tambaklorok,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, saat meninjau pembangunan balai warga, Senin 29 Agustus 2016.


Bangunan ini merupakan bangunan terapung yang siap menghadapi luapan banjir rob yang kerap menggenangi kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah. Balai pertemuan itu dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berbahan dasar styrofoam sebagai penyangga.


Bangunan yang belum jadi itu terapung-apung akibat ayunan air rawa yang terdorong angin. “Semoga ini menjadi solusi bagi warga yang telah bertahun-tahun harus berjuang melawan penurunan tanah dan luapan air,” kata Hendrar. Dia sedang berupaya menata kawasan kampung maritim yang dibiayai oleh pemerintah pusat.


Ketua Tim Strategi Penerapan Wahana Apung, Dimas Hasmanugraha, menyatakan bangunan apung baru pertama kali dibuat di Indonesia. Menurut dia upaya itu dilakukan sebagai respon penurunan tanah di wilayah Kota Semarang, khususnya Tambaklorok yang mencapai 30 sentimeter per tahu. “Hasil kajian kami penduduk kampung ini mengeluarkan biaya hingga Rp 250 miliar untuk pengurukan kampungnya,” kata Dimas.


Advertising
Advertising

Berdasarkan kajian itu, dia ditugaskan membangunan rumah apung sebagai uji coba. Menurut Dimas, keunggulan rumah apung selain dibangun lebih cepat, anggaran pembangunannya juga lebih murah. Rancangan yang dibangun itu tetap memakai beton sebagai inti bangunan di atas styrofoam, sedang struktur atap memakai material gabungan berupa rangka baja kayu dan bambu. “Styrofoam yang sudah dilapisi beton kroping sebagai pembungkus menjadikan bangunan lebih kuat,” ujar Dimas. Bangunan ini bisa bertahan antara 15 hingga 20 tahun.


Bahkan bangunan terapung ini juga bisa dibuat berlantai dua seperti balai yang ia bangun itu. Bangunan itu juga dilengkapi biotech septic dan sanitasi biofilter untuk mengatur limbah yang bisa langsung dibuang ke air. Sedang listrik dari tenaga surya. “Kami buatkan satu dulu sebagai uji coba, jika cocok silahkan dibangun merata,” kata Dimas.


EDI FAISOL

Berita terkait

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

8 jam lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

5 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

6 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

6 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

7 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

7 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

8 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

9 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya